Ikhwanul Muslimin Bubar, Belum Tentu Krisis Mesir Kelar

KOMPAS.com — Kantor Berita Mesir, MENA, pada Rabu (28/8/2013) melaporkan pernyataan paling anyar Perdana Menteri (PM) interim Hazem al-Beblawi. Menurutnya, pembubaran Ikhwanul Muslimin (IM), termasuk partai politiknya Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP), belum tentu menuntaskan krisis politik di Mesir. “Salah juga kalau mengambil keputusan di tengah suasana kacau,” kata Beblawi.

Sebelumnya, Beblawi, pada Sabtu (17/8/2013), adalah orang yang menyerukan agar IM dibubarkan. “Menjadi hal baik bagi kita kalau memonitor gerak partai atau organisasi tanpa membubarkannya atau membiarkan mereka melakukan kegiatan rahasia,” tuturnya.

“Likuidasi

Didirikan pada 1928, IM pernah “dilikuidasi” pada 1954. Waktu itu, IM beroposisi terhadap perjanjian Inggris-Mesir yang diteken, kala itu, oleh Presiden Gamal Abdel Nasser dan pemerintah penjajah Inggris.

Bekerja diam-diam dalam bidang karitatif selama beberapa dekade, IM mendirikan FJP pada 2011. Momen itu bertepatan dengan penggulingan Presiden Hosni Mubarak.

FJP kemudian memenangi pemilihan umum (pemilu) parlemen pada akhir 2012. Kemenangan itu mendudukkan tokoh IM Muhammad Mursi sebagai orang nomor satu di Negeri Piramida.

Pada awal Juli, para pendukung melakukan aksi protes lantaran apa yang mereka namakan sebagai “penggulingan” Mursi dari kekuasaan. Aksi kekerasan merebak dalam bentrokan dengan polisi. Demo itu sampai kini sudah menewaskan seribu orang, termasuk 100 polisi.

Termutakhir, ratusan anggota IM, termasuk pemimpin tertingginya, Mohamed Badie, dan dua deputinya, dijebloskan ke penjara. Mereka dituduh membangkitkan kekerasan dan pembunuhan terhadap pendemo anti-Mursi.

Tinggalkan komentar