Barcelona vs Real Madrid, Bakal Terluka Lagi?

Barcelona tengah terluka. Tim yang disebut-sebut terbaik di dunia itu baru saja tersingkir dari Liga Champions dan kalah di liga domestik.

 

DI Copa del Rey, Tim Catalan hadir di partai final bersama musuh bebuyutan, Real Madrid, Kamis (17/4) dini hari. Di Estadio Mestalla, sisi mentalitas dan teknis armada Gerardo ‘Tata’ Martino dihinggapi krisis. Dua kekalahan beruntun dari Atletico Madrid dan Granada, jelas bukan modal bagus untuk menghadapi Los Blancos.

Sementara di sisi teknis, kehilangan dua bek tengah sekaligus, Gerard Pique dan Marc Bartra, juga dipastikan menjadi sisi kelemahan yang menganga lebar.

Saking dalam kondisi terjepit, Pelatih Tata Martino bakal memaksakan kehadiran Carles Puyol di depan kiper Jose Pinto. Padahal, Puyol baru saja sembuh, dan dipastikan tidak fit seratus persen di markas Valencia. Satu lagi, sang ikon mereka, Lionel Messi, dikabarkan juga tak bugar karena didera cedera tumit.

Namun bukan berarti Barcelona akan menyerah atau mudah ditembus begitu saja. Justru, dengan kondisi serba terbatas ini, pasukan Catalunya tak ingin kehilangan muka. Energi dan spirit yang akan keluar, tetap patut diwaspadai.

Hal itu terucap dari mulut Carles Puyol, kemarin. Seperti dirilis Sport.es, legenda hidup Los Azulgrana ini menegaskan, ia tak ingin melewatkan partai bersejarah ini, yang mungkin saja akan berstatus kali terakhir baginya musim ini.

“Ini akan sangat emosional, memang kami sedang merasakan krisis luar biasa, terutama di lini belakang. Tapi buatku, justru momen inilah yang membuat kami akan lebih bersatu. Saya ingin memberi gelar juara ini, sebuah kado yang mungkin terakhir kali sebelum saya pensiun dari Barcelona musim depan,” ungkap Puyol. Bek berusia 36 tahun ini sendiri sudah merasakan trofi juara Copa del Rey sebanyak dua kali, yakni musim 2008/2009 dan 2011/2012, serta sekali jadi runner up (2010/2011).

Kehadiran Puyol di lini belakang setidaknya bisa memberi rasa ketenangan lebih bagi permainan Barcelona. Maklum, partai bertajuk El Clasico ketiga musim ini, berada di momen bergengsi. Karena, dalam 90 menit, plus 30 menit atau adu penalti, menjadi kunci apakah Real Madrid bisa menuai treble atau Barcelona bisa merengkuh gelar ganda.

Ajang Copa del Rey telah menelurkan enam laga El Clasico di partai puncak dalam 112 tahun sejarahnya dan sampai sejauh ini kedua tim imbang. Pertemuan terakhir di final terjadi musim 2011 di Mestalla. Blaugrana, julukan Barcelona, telah meraih 26 kali gelar juara di Piala Raja, terjemahan Copa del Rey. Kemenangan terakhir kali pada 2012.

Sementara, Madrid, yang menderita kekalahan dari Atletico Madrid pada laga final musim lalu, telah mengoleksi 18 trofi.

Dalam dua pertemuan sebelumnya, raksasa Catalan selalu meraih kemenangan. Barca meraih kemenangan 2-1 atas Los Blancos di Camp Nou pada akhir Oktober. Kemudian, membungkan publik Santiago Bernabeu saat menang 4-3, bulan lalu.

“Saya sudah bekerja keras untuk bermain di final Copa del Rey. Saya ingin bermain di semua sisa pertandingan musim ini. Saya akan mengerahkan segala kemampuan saat bermain. Besok kita akan lihat hasilnya,” ujar Puyol.

“Kami memiliki mental yang baik, dan itu sangat penting setiap kali bertemu Barcelona. Secara teknik bisa saja orang di luar sana mengunggulkan kami, tapi bersua Barcelona selalu tak mudah. Kita akan lihat apa yang terjadi di lapangan nantinya,” ucap Carlo
Ancelotti, Pelatih Real Madrid.

Sepanjang sejarah Copa del Rey, Mestalla telah tujuh kali ditunjuk menggelar laga final. Stadion berkapasitas 53.000 kursi ini dikenal ramah dengan Barcelona dan Real Madrid. Kedua tim pernah menang Copa del Rey beberapa kali di Mestalla.

Dari empat laga final Copa del Rey di Mestalla, Barcelona sukses memenangi tiga di antaranya. Sedangkan Madrid berhasil menuai dua dari tiga penampilan di final. (tribunnews/gle/bud)

Jelang Manchester United Vs Bayern Muenchen: Ada Pemain Berotot Betis ‘Raksasa’

TRIBUNNEWS.COMBayern Muenchen langsung bersiap menghadapi laga di leg pertama perempatfinal Liga Champions melawan Manchester United. Mereka menggelar latihan di markas mereka di Munich, Senin (31/3/2014).

Ada yang menarik saat anak-anak asuh Pep Guardiola berlatih ringan sebelum bertolak ke Manchester. Gelandang tengah Muenchen, Xherdan Shaqiri terlihat memiliki otot betis ‘raksasa’.

Otot betis ini disebutkan menyangi kepunyaan pemain bertahan legendaris asal Brasil, Roberto Carlos. Otot betis yang kuat membuat Roberto Carlos dikenal memiliki tendangan bebas yang mematikan. Kini, otot betis Roberto Carlos punya saingan dari gelandang Timnas Swiss tersebut.

Adapun otot betis milik Xherdan Shaqiri tampil dalam foto bersama kaki milik rekan satu timnya, Bastian Schweinsteiger. Dalam foto yang dilansir Daily Mail itu terlihat, tulang kering Schweinsteiger dipenuhi memar dan luka.

Meski begitu, dilaporkan Pep Guardiola tetap akan memasukkan nama Schweinsteiger dalam starting eleven bersama Franck Ribery , Arjen Robben dan Mario Gotze.