Pembunuh Suami Istri Ingin Minta Maaf: Tapi Apa Mereka Mau Menerima?

TRIBUNMANADO.CO.ID – Minggu (4/1), menjadi hari terakhir bagi Tedy Manoppo (38) dan Yuliana Mokoginta (35) berkumpul bersama keluarga.

Pasangan suami itu harus meregang nyawa di tangan tetangga, Veky Manopo (43) hanya gara- gara masalah pembangunan pagar rumah di Bumi Nyiur Lingkungan III Wanea Manado.

Namun menurut Veky yang menyerahkan diri kepada polisi usai membunuh Tedy dan Yuliana, aksi itu dilakukan lantaran dendam lama.

Sebelum terkapar, Tedy sempat memberi perlawanan. Veky mengibaratkan, Minggu menjelang siang itu adalah waktunya duel parang.

Veky, Senin (5/1) di tahanan Polresta Manado mengaku menyesal. Saat itu mengaku kalap, emosinya yang sudah ada di ubun-ubun, tak tertahan lagi. “Emosi saya sudah di ubun-ubun. Sudah tidak bisa tahan, sudah cukup sabar,” katanya.

Veky mengaku persoalan rencana pembangunan pagar rumah oleh korban hanyalah pemicu adu mulut. Sebelumnya, Veky memiliki masalah dengan korban. Bahkan Veky mengaku selama ini memilih bersabar.

Dan, Minggu (4/1) lalu, Tedy bersama Yuliana datang kembali untuk membicarakan pembangunan pagar rumah yang bakal menutup akses jalan Veky menuju sumur.

Ketika itu, Veky sedang memasang tirai jendela, sementara istrinya mencuci baju.

Tedy dan istri ngotot pagar harus dibangun meski menutup akses jalan. Bahkan ketika itu sudah dihadirkan pemilik awal tanah yang menerangkan adanya perjanjian  soal akses jalan selebar satu meter.

“Saya sampai katakan, kalau orang mati tetap pikul peti jalan di tanah, bagaimana ini mau tutup jalan,” kata dia.

Adu mulut makin panas dan duel pun tak terhindarkan. Menurut pengakuan Veky, saat itu Tedy pulang mengambil parang.

Tedy kemudian datang kembali dan menyerang duluan, namun dia masih bisa mengelak. Kemudian datanglah anak Veky, Rando Manopo mencoba melerai.

Namun malang bagi Rando, menurut Veky, anaknya terkena sabetan parang. Di sinilah emosi Veky memuncak dan balik menyerang menggunakan parang ke Tedy. Korban jatuh dan dia pun leluasa menyerangnya.

Veky merasa belum cukup sehingga dia mengejar Yuliana. dan Veky pun membantai Yuliana di dekat rumah seorang anggota polisi.

“Setelah itu saya menyerahkan parang, mengakui kesalahan sudah bunuh orang, serahkan diri. Kemudian minta tolong anak saya dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

“Saya ada niat minta maaf ke keluarga korban, tapi apa saya dimaafkan. Saya minta ampun kepada Tuhan,” kata dia.

Ia sedih memikirkan nasib istri dan empat anaknya yang bakal ia tinggal nanti ketika menjalani hukuman penjara.

Nasib keluarganya makin miris lagi kalau harus mengingat bakal kehilangan tempat tinggal di Bumi Nyiur.

Veky mengatakan, tak akan tinggal lagi di rumah itu lagi, takut keluarganya kena imbas perbuatannya.

Kepala Lingkungan III Kelurahan Bumi Nyiur Kecamatan Wanea Manado Musa kaget saat sedang beribadah di gereja, Minggu (4/1), tiba-tiba ditelepon lurah, di lingkungannya telah terjadi pembunuhan.

Sekitar pukul 16.30 Wita, ia baru tiba di tempat kejadian perkara. “Saya baru tahu ini, kebetulan Lurah bilang ada kejadian, tapi belum sempat datang karena ada acara gereja,” ujarnya, kemarin.

Ia pun kemudian mencari tahu penyebab pembunuhan itu. Menurut warga setempat yang saat itu terkumpul di sekitar TKP, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 Wita.

“Sejak lama di situ (TKP) sering terjadi perselisihan masalah sipat (sengketa lahan),” ujar seorang warga.

Yang berselisih dua keluarga yang sama dalam penyebutan namun beda dalam penulisan, yakni antara keluarga Manopo dan keluarga Manoppo.

Menurut warga, Tedy dibacok di depan rumah Veky. Tedy sempat berjalan hingga tewas di bawah pohon mangga yang tidak jauh dari rumah korban dan tersangka.

Usai membacok Tedy, Veky pun mengejar Yuliana yang sedang berlari menuju ke rumah seorang anggota polisi. Di dekat rumah polisi itulah Veky membantai Yuliana.

Tjahyo Kumolo Teringat Kenangan Manis Bersama Sualang

Manado – Berpulangnya mantan Wakil Gubernur Sulawesi Utara yang juga kader PDIP, Freddy Harry Sualang (FHS) memberikan banyak kenangan bagi sesama kader lainnya.

Seperti yang diungkapkan Tjahyo Kumolo, SH yang kini tengah menjabat Menteri Dalam Negeri.

“Freddy Sualang saya kenal sebagai pejuang partai yang konsisten dengan idelogi nasionalis,” ujar Kumolo melalui staf pribadinya Michael Umbas kepada BeritaManado.com, Jumat (12/12/2014).

Umbas juga menambahkan jika saat ini Mendagri telah mengirimkan karangan bunga ke rumah duka.(quin

Robot Bantu Cari Dua Awak dan Bangkai Pesawat yang Jatuh di Minut

TRIBUNMANADO.CO.ID, AIRMADIDI – Berbagai upaya dilakukan untuk mencari Pilot Ronny Djasril dan mekanik, Pian Sopian di Laut Kema, Minahasa Utara.

Dua awak pesawat Pilatus Trush 510P milik Elang Nusantara Air itu jatuh di Laut Kema, Selasa (2/12/2014) akibat cuaca buruk.

Mayjen TNI Tatang Zainudin yang memimpin evakuasi, Rabu (3/12/2014) menegaskan, upaya pencarian korban dan bangkai pesawat terus dilakukan.

“Hari ini (kemarin), kami lanjutkan operasi pencarian dengan melibatkan satu kapal negara Basarnas, KRI Kodam Naga Lantamal, Polair, tujuh perahu karet dan unsur nelayan dari warga setempat serta sejumlah penyelam dari tim gabungan,” kata Mayjen Tatang Zainudin.

Titik jatuhnya pesawat di koordinat 01 derajat 21′ 53″ N dan 125 derajat 07′ 30″ E sekitar satu mil dari Pantai Firdaus Kema Minahasa Utara.

“Mudah-mudahan segera ditemukan, termasuk nasib dua korban,” kata Tatang.

Tatang mengatakan, tim gabungan yang diterjunkan lebih dari 100 personel. “Pencarian ini menggunakan alat marine detector dan robot untuk melacak keberadaan pesawat yang dikendalikan anggota regu Basarnas,” katanya.

“Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Kalau semua seperti itu, apa yang dilakukan akan mendapatkan hasilnya,” ungkapnya.

Rencananya, Kamis (4/12/2014) pagi ini akan dilakukan penyelaman di titik yang sama hanya 1 titik logam dalam kedalaman 100 meter. “Besok (hari ini) akan dilakukan penyelaman menggunakan robot penyelam,” kata Mayjen Tatang.

Selain itu, kata dia, akan ada delapan penyelam dari Marinir dan Basarnas. “Bagi masyarakat umum dapat mendaftarkan diri untuk melakukan penyelaman,” tandasnya. (kel)

Bakteri dari Tinja Penyebab Banyak Korban Berjatuhan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Dinas Kesehatan Manado mengumumkan hasil laboratorium dari bahan makanan RM Kawan Baru sesuai laporan korban, Jumat (31/10/2014).

Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya Bakteri Escherichia Coli (E Coli) dalam jumlah besar.

Bakteri inilah yang menyebabkan penyakit diare, mual dan pusing pada Wawali Manado dan belasan orang lainnya yang makan di RM Kawan Baru.

“Hasil laboratorium ditemukan bukan racun tapi, bakteri E Coli pada brenebon dan durian. Jadi kemungkinan besar dari brenebon dan es durian. Bakteri ini dalam jumlah yang besar sehingga jika dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan reaksi berlebihan karena bisa dibilang mengotori usus dan saluran pencernaan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Manado, dr Robby Mottoh.

Dalam kasus yang terjadi, Mottoh mengakui bahwa bakteri E Coli ini bisa menyebabkan kematian ketika korban yang diare tidak segera diobati.

“Tentu bakteri ini menyebabkan diare, jika orang terus buang air maka akan kekurangan cairan dan jika terus menerus seperti itu bakteri ini memang bisa buat orang meninggal,” tegasnya.

Mottoh menegaskan bakteri E Coli akan muncul karena adanya kotoran dalam bahan makanan, kotoran dalam wadah atau dalam proses memasak. Ia tak mau berkomentar berkaitan indikasi kesengajaan oknum karyawan atau ‘penyusup’ yang sengaja menciptakan bakteri mematikan itu ke dapur Restoran Kawan Baru.

“Intinya kalau dapur kotor bakteri itu akan muncul. Jadi dapur harus dijaga kebersihannya jangan kotor atau disengajakan menjadi kotor,” ujarnya. (dit)

Bakteri dari Tinja Penyebab Banyak Korban Berjatuhan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Dinas Kesehatan Manado mengumumkan hasil laboratorium dari bahan makanan RM Kawan Baru sesuai laporan korban, Jumat (31/10/2014).

Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya Bakteri Escherichia Coli (E Coli) dalam jumlah besar.

Bakteri inilah yang menyebabkan penyakit diare, mual dan pusing pada Wawali Manado dan belasan orang lainnya yang makan di RM Kawan Baru.

“Hasil laboratorium ditemukan bukan racun tapi, bakteri E Coli pada brenebon dan durian. Jadi kemungkinan besar dari brenebon dan es durian. Bakteri ini dalam jumlah yang besar sehingga jika dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan reaksi berlebihan karena bisa dibilang mengotori usus dan saluran pencernaan,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Manado, dr Robby Mottoh.

Dalam kasus yang terjadi, Mottoh mengakui bahwa bakteri E Coli ini bisa menyebabkan kematian ketika korban yang diare tidak segera diobati.

“Tentu bakteri ini menyebabkan diare, jika orang terus buang air maka akan kekurangan cairan dan jika terus menerus seperti itu bakteri ini memang bisa buat orang meninggal,” tegasnya.

Mottoh menegaskan bakteri E Coli akan muncul karena adanya kotoran dalam bahan makanan, kotoran dalam wadah atau dalam proses memasak. Ia tak mau berkomentar berkaitan indikasi kesengajaan oknum karyawan atau ‘penyusup’ yang sengaja menciptakan bakteri mematikan itu ke dapur Restoran Kawan Baru.

“Intinya kalau dapur kotor bakteri itu akan muncul. Jadi dapur harus dijaga kebersihannya jangan kotor atau disengajakan menjadi kotor,” ujarnya. (dit)

Korban Keracunan Berjatuhan, Hari Ini Hasil Lab Dibeberkan ke Publik

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Tania (23), warga Kecamatan Paal II Manado, kaget dan baru menyadari selama empat hari diinfus di Rumah Sakit TNI AD Wolter Mongisidi Teling Manado, ternyata akibat makan Es Brenebon di Restoran KB di salah satu mall.

“Saya makan roti kepang dua, roti keju spesial, dan es brenebon avokad,” ujar Tania saat ditemui Tribun Manado, Kamis (30/10), di ruangan RS tempat ia dirawat.
Ia pun menceritakan kejadian sebelum ia terbaring di rumah sakit. Awalnya, Minggu (26/10/2014), ia bersama teman perempua, sekitar pukul 13.00 Wita, menuju Bioskop 21 di Mantos, untuk menonton Dracula Untold.

Namun karena jam tayangnya pukul 16.30 wita, Tania dan temannya pun pergi mencari makan di Resto RB Mantos.” Lalu makan Es Brenebon Advokad favorit saya,” tuturnya kemudian menambahkan, temannya juga memesan makanan, namun tidak memesan Es Brenebon sehingga dia baik-baik saja.

“Saya makan es itu perlahan hingga habis,” tambahnya. Sejam kemudian, mereka pun meninggalkan restoran itu kemudian menuju ke tempat karoke keluarga. Di sana mereka mengahabiskan waktu dua jam. Setelah itu mereka pun kembali ke bioskop Mantos untuk menonton film itu.

Sekitar pukul 19.00 wita mereka selesai menonton dan meninggalkan Mantos menuju ke Megamall. “Sampai di situ kami belum makan apa-apa, tapi perut saya mulai sakit,” kata dia lagi usai diganti cairan infusnya.

Mereka berdua pun pulang ke rumah, hingga pukul 21.00, efek dari Es Brenebon itu mulai muncul. Perutnya tambah sakit, beberapa kali buang air besar cair. Tak lama kemudian Tania pun tidur, namun tak bisa tidur karena merasa pusing hebat.

“Saat saya buang angin lewat mulut, seluruh makanan pun ikut keluar. Pokoknya di kamar saya seakan banjir dengan muntah,” bebernya yang saat itu didampingi ibunya, kemudian menambahkan, saat itu badan demam tinggi, menggigil hingga kejang-kejang.

Ibunya pun yang tampak kebingungan dikamarnya, pada malam itu sekitar pukul 23.00 langsung membawanya ke RS Wolter Mongisidi. Setelah di rumah sakit, dokter coba berbincang dengannya. Sama sekali ia tidak menduga hal itu, sehingga ia menjawab sakit maag. “Saat itu mulut sulit bicara, terasa gemetar,” tambah Tania.

Terpisah, di RSUP Prof Dr RD Kandou Malalayang, berdasarkan keterangan perawat di Irina C1, C2, dan Irina E, tempat penyakit dalam orang dewasa dan anak-anak, tidak ada pasien yang terkait keracunan es brenebon Kawan Baru.

Begitu juga dengan pihak Siloam Hospital Manado, pihak mereka tidak ingin menyebutkan jumlah pasien akibat keracunan itu. Sedangkan Wakil Wali Kota Manado Harley Mangindaan yang dirawat inap pada lantai lima kamar 5319 dan 5320 bersama kedua anak dan adik iparnya, tidak ingin memberi komentar. “Bapak sedang istirahat, tidak bisa diganggu. Kemungkinan besok beliau sudah sembuh,” ucap seorang petugas yang berjaga di depan ruangannya.

Keluarga Steve Menunggu

Isak tangis di rumah duka tepatnya di Mess Mantos tiga, Kamis (30/10/2014). Steve Immanuel Waroka (4), anak pertama dari dua bersaudara buah hati Deimer Waroka (27) dan Tirsa Tiwou (25).

Steve bersama ibunya Tirsa Tiwou juga sepupunya Audy Rilly, Senin 16.00 wita, makan di Resto KB Mantos.

Audy Rilly sekarang sedang di rawat di RS Wolter Monginsidi. Dikatakan Tirsa Tiwou saat makan di KB mereka memesan nasi goreng dan Kacang Alpukat Durian campur Brenebon. “Pulang dari makan di KB saya bolak balik ke toilet, buang air besar hanya keluar air,” tutur Tirsa yang masih terbaring di Mess Mantos.

Lanjut Tirza, es nya rasa manis sekali, ”Saat itu saya makan Nasi Goreng Seafood, Es Kacang Durian Alpukat. Steve sempat makan es brenebon tapi dia bilang ma so nemau, ini pengalaman kalau makan di RM, harus berhati-hati,”ujar Tirza.

Rabu pukul 07.00, Steve di larikan ke rumah sakit Teling Karena panas tinggi dan mual-mual kemudian di rujuk ke RS Kandou, sempat di rawat beberapa jam dan meninggal pukul 06.00 Wita Kamis (30/10/2014).

“Anak saya tidak memiliki riwayat penyakit, setelah memakan menu es brenebon itu baru dia mulai merasakan sakit,” tutur Deimer Waroka.

Lanjutnya untuk otopsi tidak ada penawaran, kalau otopsi dia tidak sudi anaknya dibongkar karena dia meninggal dengan keadaan yang dirasakan siksa. “Bercermin dari kasus ini siapapun dia harus cepat menangani kasus seperti ini. Jujur dari medis hingga sekarang tidak memberikan hasilnya, ” ujarnya.

Sedangkan hasil penyelidikan laboratoriam Dinas Kesehatan dan BPOM berkaitan dugaan racun di bahan makanan RM Kawan Baru akan diumumkan besok (hari ini).

Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Manado dr Robby Mottoh.”Coba cek lagi besok (hari ini) sebab butuh proses lab tidak sembarang,” ujarnya saat dikonfirmasi Tribun Manado.

Menurutnya dalam uji lab perlu waktu beberapa hari. “Ada proses pembiakan agar kuman dapat dilihat dan proses pembiakan biasanya sampai 3 hari,” jelasnya.

Mottoh juga mengimbau agar masyarakat yang merasa makan di tempat yang sama dan memiliki gejala sakit yang sama untuk segera berobat agar tidak ada korban lagi.

“Semua mereka sudah berobat baik pada dari swasta dan RS dan kami mengimbau yang merasa salah makan dengan gejala-gejala pusing, mual, diare agar segera ke dokter, puskesmas terdekat,” ungkapnya.(alp/fer/dit)

Tunjukkan Rasa Duka, Mahasiswa Papua Kepung Kantor Gubernur Sulut

Manado – Demi menunjukkan rasa berduka cita mendalam atas meninggalnya salah satu Mahasiswa Papua dalam konflik kerusuhan di Tataaran Tondano, akhir pekan lalu. Ribuan Mahasiswa Papua kepung kantor Gubernur Sulut.

Sebagaimana pantauan beritamanado, ribuaan Mahasiswa Papua bergerak dari Kecamatan Malalayang menuju Kantor Gubernur Sulut melewati Kecamatan Wanea, sekitar pukul 10.45 WITA.  Sambil mengarak keranda mayat berkain hitam mereka berjalan dengan rapi dan damai.

“Kami datang ke kantor Pemerintah Sulut, hanya untuk mengutarakan kesedihan kami atas meninggalnya salah satu Mahasiswa Papua dalam konflik di Tataaran. Kami menegaskan kami adalah korban, bukan pelaku sebagaimana yang dikabarkan sejumlah media massa, kami ingin damai karena kami tau masyarakat Sulut dengan masyarakat Papua, Torang Samua Basudara,” jelas Permenar Wolom, selaku koordinator aksi lapangan.

Dirinya juga meminta secara tegas, kurang lebih 400 Mahasiswa Papua yang masih berada di asrama Papua Kamasan dan Cendrawasi Tondano untuk dibebaskan. “Jangan menahan rekan-rekan kami yang di Asrama Papua Tondano, kami minta mereka dibebaskan,” tegasnya.

Aksi mereka hingga berita ini diturunkan, masih tetap bertahan di Kantor Gubernur Sulut. (risat)

 

Hotma Tunggu Salinan Pembebasan dr Ayu Cs Hingga Larut Malam

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Kejaksaan Negeri Manado menunggu salinan putusan Peninjauan Kembali (PK) dari Mahkamah Agung (MA) yang menyatakan dr Dewa Ayu Sasiary SpOG, dr Hendi Siagian SpOG dan dr Hendry Simanjuntak SpOG, tidak bersalah dan harus dibebaskan.

Mereka pun menanti salinan putusan tersebut hingga larut malam. Penantian yang dilakukan hingga larut malam karena beredar kabar bahwa salinan putusan tersebut langsung dibawa dengan pesawat terakhir ke Manado, Jumat (7/2).

Kasi Pidsus Kejari Manado, Hotma Hutajulu saat dikonfirmasi mengaku dirinya berada di kantornya menunggu salinan putusan tersebut. “Masih menunggu salinannya. Dengarnya malam ini pesawat terakhir,” kata Hutajulu ketika dikonfirmasi sekitar pukul 23.00 Wita.

Hutajulu pun harus menanti salinan putusan tersebut karena harus sesegera mungkin melakukan eksekusi dengan membebaskan ketiga dokter tersebut. Dia pun bertindak sebagai PLH Kepala Kejari (Kajari) Manado untuk menerima surat perintah pelaksanaan putusan PK.

Kajari Manado, Yudi Handono sendiri sedang berada di Jakarta karena melaksanakan tugas luar. “Jadi harus terima segera mungkin. Begitu dapat langsung kami eksekusi demi kepentingan tiga dokter,” ucapnya.

Upaya hukum terakhir yang dilakukan dr Dewa Ayu Sasiary SpOG, dr Hendy Siagian,SpOG dan dr Hendry Simanjuntak, SpOG dengan mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung (MA), dikabulkan oleh Hakim MA dalam sidang Jumat (7/2)

Persoalan ini pun terjadi sudah hampir empat tahun lamanya dan akhirnya keluar putusan hukum tetap yang menyatakan pemohon PK tidak menyalahi SOP dalam menangani operasi cieto cisaria.

Pada putusan tersebut juga menyatakan memerintahkan agar para terpidana di keluarkan dari Lembaga pemasyarakatan dan memulihkan nama baik para terpidana.

Sementara itu, pendamping keluarga korban Julia Fransiska makatey, Jull Takaliuang mengaku, pihaknya dan keluarga korban kaget atas beredarnya informasi vonis bebas dokter Ayu dan kawan-kawan tersebut.

“Yang pasti kaget. Tapi pihak keluarga akan menunggu amar putusan resminya (dari MA). Kalau sekarang sudah santer beredar di media, kan itu bukan bukti hukum,” ungkap Takaliuang yang juga Ketua Komda Perlindungan Anak Sulawesi Utara ini.

Yang pasti menurut Takaliuang, selama surat resmi belum dikantongi pihak keluarga, maka para terpidana masih menjalani masa hukuman.

“Karena ini menyangkut hukum, semua harus sesuai dengan norma hukum, termasuk soal mengeluarkan para dokter dari (Rutan) Malendeng juga harus sesuai dengan prosedur hukum. Bukan sekonyong-konyong berdasarkan berita online atau TV,” katanya.

Terkait putusan tersebut, pihak Kakanwil Kementrian Hukum dan HAM Sulut, melalui Plt Kepala Divisi Pemasyarakatan (Kadiv Pas) Basuki Wijoyo mengatakan, putusan MA tidak diserahkan ke Kanwilkumham, namun langsung ke Rutan Malendeng.

“Kalau itu bukan wewenang kami, biasanya langsung ke rutan. Tapi setahu kami itu ada prosedurnya,” jelasnya.

Sedang Kepala Rutan Julius Paath menyatakan jika memang salinan putusan itu sudah ada, maka ketiga dokter bisa segera dibebaskan.

Asmirandah dan Jonas Rivanno Kuatkan Korban Banjir Manado

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Kedatangan Jonas Rivanno dan Asmirandah menyita perhatian publik. Kali ini warga Manado dikejutkan dengan kedatangan dua selebriti ini. Pihak panitia menyampaikan kedatangan dua selebriti ini murni untuk menghibur korban bencana atau pemulihan Kota Manado pascabanjir bandang, dengan melakukan ibadah dan memberikan bantuan sosial, Kamis (6/2/2014).

Kehadiran Jonas Rivanno dan Asmirandah ke Manado bersama Pdt Gilbert Lumaindong dari Yayasan Glow. Sejak pagi hingga sore Asmirandah dan Jonas Rivanno melakukan kebaktian bersama korban banjir di Manado pada tiga tempat yakni di Pakowa, Paal Empat dan Tikala Kumaraka. Di tiga tempat tersebut Pdt Gilbert memimpin Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR). Pantauan Tribun Manado di lokasi ketiga atau terakhir dihadiri Jonas dan Asmirandah yakni Gereja GMIM Kolam Bethesda Kumaraka Tikala, di lokasi ini jemaat memenuhi gereja ini. Gereja dengan luas seperampat lapangan sepak bola seolah tak bisa menampung banyaknya warga yang antusias mengikuti kebaktian ini. Bahkan warga rela berdesak-desakan untuk mengambil foto dua selebriti ini. Warga yang tak kebagian tempat di dalam gereja juga rela berada di luar gereja berlindung di bawah tenda yang telah terpasang.

Di dalam gereja Jonas dan Asmirandah diberi kesempatan untuk bicara. Asmirandah memberikan motivasi agar warga Manado kuat dan bangkit pascabencana banjir bandang. Asmirandah tak banyak bicara ia lebih banyak melempar senyum pada warga. Saat kebaktian berlangsung Asmirandah serius mendengarkan khotbah dan  ikut bernyanyi senandungkan puji-pujian.

Tak berbeda jauh Jonas Rivanno juga serius menghayati kebaktian yang berlangsung. Saat diberi kesempatan untuk bicara ia juga memberikan motivasi pada jemaat. “Tuhan pasti sertai dan kita harus imani. Dibalik bencana ini Tuhan akan memberkati kita. Apa yang sudah hilang dari kita pasti akan dikembalikan berlimpah-limpah dari Tuhan, kapan? Itu hanya Tuhan yang tahu karena Tuhan yang ambil jadi diserahkan kepada Tuhan dan itu pasti kembali,” jelasnya kemudian disambut tepuk tangan jemaat. Sedangkan Pdt Gilbert dalam khotbahnya menyemangati dan menggerakkan agar masyarakat tetap tabah dan kuat menghadapi musibah.

Pdt Mahda Kewas-Montong Ketua Jemaat GMIM Kolam mengaku bersyukur atas bantuan yang diberikan Pdt Gilbert kepada jemaat dan masyarakat Tikala Kumaraka. Ia mengaku senang dengan kehadiran Jonas dan Asmirandah sangat menghibur masyarakat Tikala Kumaraka dan masyarakat Manado pascabencana.

Gereja Kolam Bethesda Kumaraka Tikala saat kegiatan berlangsung masih menjadi dapur umum bagi para korban bencana. Di lokasi tersebut ternyata juga ada umat non Kristen satu di antaranya Mohamad Gofur (20) seorang warga Tikala Kumaraka. Saat dimintai tanggapannya terkait kehadiran Jonas dan Asmirandah di Tikala ia mengaku senang karena kehadiran keduanya memberi penghiburan bagi warga. “Di sini kami tinggal berbeda-beda agama tapi kami hidup rukun dan saling membantu. Saya senang dapat melihat langsung mereka berdua datang dan memberikan bantuan kepada kami,” katanya.

Pantauan Tribun Gereja Kolam Bethesda sejak sore mulai dipadati oleh seluruh masyarakat Tikala bahkan warga Manado yang mengetahui Kebaktian Kebangunan Rohani oleh Pdt Gilbert bersama Jonas dan Asmirandah terus bertambah, bahkan gereja seakan tidak bisa menampung jemaat dan warga yang datang. Sampai di jalan-jalan orang berdiri menunggu datangnya Pdt Gilbert bersama Jonas dan Asmirandah. Kegiatan berlangsung mulai pukul 16.00 Wita diawali dengan ibadah dan pembagian bantuan. Selesai ibadah dibagikan Alkitab kepada masyarakat dan secara simbolis memberikan 6 Alkitab kepada nenek-nenek yang hadir dalam Gereja. Acara selesai pukul 19.00 Wita. Jonas dan Asmirandah langsung masuk ke dalam mobil tanpa memberikan kesempatan untuk diwawancarai.(*)