BERITA FOTO: Sulut Kehilangan Salah Satu Crosser Terbaiknya

Foto diambil dari BERITA MANADO.

Almarhum  saat masih berada di kamar jenazah RS Bethesda Tomohon.

Detik-detik saat almarhum akan dibawa oleh keluarga ke rumah duka di Desa Rerer, Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa.

Motor Yamaha MX warna merah yang dikendarai Jill bersama rekannya, Jerry ‘Pang’ Gerungan.

Kendaraan Kijang warna abu-abu nampak ringsek di bagian samping, diduga akibat benturan dengan motor korban.

Kerabat serta keluarga Jill nampak memenuhi kamar jenazah RS Bethesda untuk datang mel;ayat serta melihat dari dekat kondisi terakhir dari salah satu crosser andal yang telah mencatatkan namanya di dunia motocross baik iven lokal, regional bahkan internasional.

Suasana di depan kamar jenazah yang dipenuhi keluarga dan kerabat serta teman-teman dekat korban. Nampak adik Jill, Guntur Senduk harus dibantu berjalan oleh rekan-rekannya akibat menahan rasa sedih yang sangat mendalam akibat kehilangan salah satu .

 

Galeri Foto Minahasa: Hut Bulan Maret

01 Maret 1921 – Henk Ngantung

01 Maret 1921 – Henk Ngantung
seorang seniman: pelukis.

02 Maret 1957 Proklamasi Gerakan Perjuangan Semesta (Permesta)
Naskah Proklamasi Permesta

02 Maret 1957 – Proklamasi Permesta oleh Ventje Sumual pada saat subuh tanggal 2 Maret 1957

02 Maret 1957 – Penandatanganan Piagam Permesta oleh Panglima TT-VII/Wirabuana (Indonesia Timur) Letkol Ventje Sumual dan Gubernur Sulawesi Andi Pangerang tanggal 2 Maret 1957.

Para staf dan pejabat di Kantor Pemerintah Daerah Minahasa – Permesta di Pinaras.

Kantor dan Staf Pemerintah Daerah Minahasa (KDM) kubu Permesta di Pinaras – Tomohon, dengan penjabat Kepala Daerah Minahasa (KDM) Patih Arie Mandagi.

05 Maret 1928 – Brigjen. TNI Purn. Drs. Johanes Paat

07 Maret 1921 – Letkol. TNI Purn. F.J. (Broer) Tumbelaka

09 Maret 1911 – Laksda TNI Purn John Lie – John Yahya Daniel Dharma
Satu-satunya orang WNI keturunan yang meraih pangkat perwira tinggi.

09 Maret 1943 – Prof DR Paulus Effendie Lotulung, SH
Hakim Agung RI.

12 Maret 1919 – Mayjen TNI Purn Hein Victor Worang (Kembi)
orang Minahasa pertama yang menjadi Mayor Jenderal
(selain Mayjen Revolusioner Alex Kawilarang dalam pangkat pemberontak APREV PRRI)

12 Maret 1919 – Mayjen TNI Purn Hein Victor Worang (Kembi) – (ziarah kubur tgl 30 Juli 2008)

12 Maret 1922 – Letkol TNI Purn dr OscarEduard Engelen (Nos)
Bendahara Dewan Gereja Indonesia (DGI – sekarang PGI)

14 Maret 1844 – Majoor Estefanus Arnold Gerungan
Majoor/Hukum Besar Tondano-Touliang. Adik dari opa Dr. Sam Ratulangi.

14 Maret 1938 – Aristides Katoppo
Tokoh pers Indonesia. Di Sinar Harapan/Suara Pembaruan.

18 Maret 2006 – peresmian Radio Suara Minahasa 93,3 FM & Perpustakaan Minahasa AZR Wenas.
In memoriam…

18 Maret 2006 – peresmian Radio Suara Minahasa – Perpustakaan Minahasa AZR Wenas – prasasti.
In memoriam…

19 Maret 1922 – Markus Hendrik Willem Dotulong
Walikota Manado 1971-1977.

20 Maret 1602 – VOC = Verenigde Oost–Indische Compagnie berdiri.

20 Maret 1954 – Ir Alexander Edwin Kawilarang
anak dari Alex E. Kawilarang.

25 Maret 1878 – Hukum Besar Alexander Hendrik Daniel Supit (Ayeh)
Hukum Besar Tonsea, anggota Dewan Minahasa (Minahasaraad).

25 Maret 1878 – kubur Hukum Besar Alexander Hendrik Daniel Supit (Ayeh) – (ziarah kubur 17 Des 2007).

26 Maret 1931 – Prof DR Eduard Karel Markus Masinambouw
Pejabat senior LIPI.

27 Maret 1920 – Kolonel Permesta Laurens Frits Saerang
Bupati/Kepala Daerah Minahasa pra-Permesta meletus.

27 Maret 1920 – kubur Kol Permesta Laurens Frits Saerang – (ziarah kubur bulan September 2007)

29 Maret 1923 – Frans Sumampow Watuseke
Sejarawan Minahasa. Penulis beberapa buku sejarah Minahasa.

30 Maret 1808 – zendeling Karl Traugott Herrmann lahir di Jerman.
kubur di Ranoiapo Amurang.

30 Maret 1808 – Zendeling Karl Traugott Herrmann – di depan rumah Amurang tahun 1847

30 Maret 1920 – Nelwan Arthur Dendeng Katuuk (Nelwan Katuuk)
Pencipta lagu-lagu daerah Minahasa.
Pencipta/pengembang & memopulerkan musik kolintang modern.

30 Maret 1923 – Nicolaas Maximilian (Nick)
Pianis Indonesia

Foto Mayor Tololiu Hermanus Willem Dotulong

12 Januari 1795: Groot-Majoor titulair KNIL (Overste) Tololiu Hermanus Willem Dotulong.
Majoor/Hukum Besar Distrik Sonder.
Komandan Serdadu Tulungan (Bantuan) Minahasa dalam menumpas Perang Jawa (Perang Diponegoro).
Menangkap Pangeran Diponegoro dalam penyergapan bulan Maret 1830.

*Antara lukisan Pangeran Diponegoro oleh Pieneman dan Raden Saleh.

Perang Jawa atau Java Oorlog yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro yang berlangsung selama 5 tahun, 1825-1830, merugikan pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara (sekitar 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa dan 7.000 pribumi) dan dana 20 juta Gulden, juga korban sipil 200.000 orang Jawa. Konon setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Pihak kolonial Belanda

sendiri menawarkan hadiah sebesar 50.000 Gulden bagi siapa saja yang bisa menangkap Pangeran Diponegoro.

Setahun sebelum berakhirnya perang Jawa, pemerintah kolonial Belanda mendatangkan bantuan pasukan dari Fort Amsterdam (Manado). Pasukan ini dikenal dengan nama Pasukan Tulungan yang terdiri dari sekitar 1500’an orang Minahasa, dengan pemimpin pasukannya Groot Mayoor Tololiu HW Dotulong. Pasukan inilah yang membuat Pangeran Diponegoro akhirnya “bersama” dengan Belanda pada tanggal 28 Maret 1830.
Seperti yg dikutip dari buku Jessy Wenas, 2007, Sejarah dan Kebudayaan Minahasa, hal. 51 :
“Tetapi sekarang Residen Belanda D.E.W.Pietermaat minta Minahasa untuk menolong Belanda untuk berperang di P. Jawa. Pasukan Minahasa yang disebut Tulungan (Tulung = tolong bantu), tapi lebih dikenal dengan Serdadu Manado, dibentuk setelah penandatanganan kontrak tanggal 23 Desember 1927. Minahasa diwaliki oleh Abraham Dotulong dan J. Kawilarang, dan sebagai saksi di pihak Belanda adalah Letnan A.Voges, dimana pihak Minahasa menyediakan 1421 personel. Pemimpin pasukan Minahasa adalah Mayoor Tololiu Herman Willem Dotulong (Sonder) usia 34 tahun. Ia dibantu tiga kapitein untuk setiap walak yang banyak serdadunya : Sonder-Tombasian, Kema-Kalabat, Langouwan, Tondano (Touliang-Toulimambot), Tomohon dan Saronsong. Mereka antara lain Benyamin Sigar (Langouwan), D. Rotinsulu (Tonsea), dan Polingkalim (Tondano). Setiap kapitein dibantu dua orang Letnan : dua letnan Tondano adalah H. Supit dan Alexander Wuisan, letnan Langouwan Jahanis Sangari, dan para pembantu letnan dari Tomohon adalah Mandagi, Palar, dan Mongula.”
”Mereka berangkat dengan kapal laut ke P.Jawa tanggal 29 Maret 1829 dan kembali ke Minahasa tahun berikutnya…”

 

Galeri Foto Manado City Tempo Doeloe

Lukisan Fort Amsterdam & Teluk Manado pada abad ke-19.

Gezicht over Menado – pemandangan kota Manado 1875.

Jembatan Singkil Tahun 1905.

De rede van Menado, Noord-Celebes 1910.
Pelabuhan Manado/muara kuala Tondano.

Gereja Centrum/Protestansche Kerk in Manado 1910.

Busstation in de Manado – Stasion bus di Manado tahun 1924.

Paardenraces te Menado. In het midden resident H.J. Schmidt 1927.
Balap kuda di Manado tahun 1924. Tampak di tengah2 ada Residen (“gubernur” sekarang) H.J. Schmidt.

Kunjungan Gubernur Jenderal de Jonge September 1934.

Het ziekenhuis aan de Hospitaalweg.Rumah Sakit Ratu Wilhelmina (ex RS Gunung Wenang) & jalan Rumah Sakit (di depan jl. Sudirman sekarang) tahun 1930an.

Fort Nieuw Amsterdam Bastion. Tempat penjagaan benteng Amsterdam 1930an.

Kota Manado tahun 1930

Een deel van de haven van Manado, met linksboven het havenkantoor annex politiepost 1930.
Pelabuhan Manado, di depan kantor pelabuhan & pos polisi.

De weg bij fort Nieuw Amsterdam – Jalan seputaran benteng New Amsterdam Manado tahun 1930.

Pelabuhan Manado & muara Tondano 1930an.

Kondisi kerusakan jembatan singkil setelahPerang Dunia II 1945.

Kantor darurat Manado – Gedung Pingkan Store yg darurat, habis dibombardir pesawat sekutu 1944. Gedung ini dipakai sebagai kantor darurat perusahaan2 setelah Perang Dunia II berakhir.

Pantai/Baai van Manado, Celebes Juli 1947.

Pusat kota Manado tahun 1949.

Luchtfoto van Manado 24 – 1 – 1949.Foto udara Manado 24 Januari 1949 di Kampung Pondol/Jl Toar sekarang ini.

Pendaratan Batalyon Worang disambut di Manado tanggal 10 Mei 1950.

Demo di Manado mendukung Permesta tahun 1957.

Penduduk Manado pra-pergolakan PERMESTA merayakan HUT RI ke-12 di lapangan Sario tanggal 17 Agustus 1957.

Kantor Gubernur Sulut tahun 1960an yang dibangun oleh dana Permesta tahun 1957.
Kini telah berdiri Matahari Departement Store/KFC, depan Markas Korem 131/Santiago Manado.

Rumah dinas Gubernur Sulut di Bumi Beringin Manado tahun 1970an.

Bendar Manado, TKB tahun 1970an.

Taman Kesatuan Bangsa di Pasar 45 Manado 1970an.

Taman Kesatuan Bangsa di Pasar 45 Manado 1970an.

Gedung Minahasaraad di Jl Samrat Manado tahun 80an, saat jadi Kantor TNI-AL.

Monumen Dotu Lolong Lasut di TKB tahun 2008.

 

Galeri Foto Minahasa: HUT Pekabaran Injil & Pendidikan Kristen GMIM 12 Juni 1831

 
Zendeling J.F. Riedel & J.G. Schwarz
12 Juni 1831.
Keduanya orang Jerman (bukang orang Blanda kasiang!!!!)

J.F. Riedel – Rasul Tondano.
Kubur zendeling J.F. Riedel & H.W. Nooij di Toulimambot – Tondano.
Rumah & gereja zendeling J.G. Schwarz di Langoan tahun 1847.
Tampak Schwarz bersama keluarga sedang keluar dari dalam rumah.
Kubur zendeling J.G. Schwarz di Langowan, Mei 2006.
zendeling Ds. Nicolaas Philip Wilken
Zendeling (penginjil) di Tomohon.
kubur Nicolaus Ph. Wilken di Talete I Tomohon.
Koleksi Demsi.
Pendeta Ds. Jan Louwerier. Pendeta resort Tomohon awal abad XX.
zendeling S.D. van der Velde van Cappellen, zendeling te Amoerang.
Kubur Ds. Eduard W.G. Graafland di Bitung – Amurang.
Anak dari Ds. Nicolaas Graafland.
Rumah zendeling K.T. Herrmann di Buyungon – Amurang tahun 1847.
Tampak K.T. Herrmann baru keluar dari rumahnya.
Sekarang kompleks SD GMIM/Markas Polisi Militer Amurang.
Kubur zendeling Karl Traugott Herrmann di pekuburan Ranoiapo – Amurang.
Rumah zendeling Siebold Ulfers di Kumelembuai – Minsel.
Ds. Johann Albert Traugott Schwarz (Anak dari zendeling J.G. Schwarz).
Pendeta di jemaat Sonder, Kawangkoan, dll.
Ahli bahasa Tountemboan.
zendeling di Airmadidi.
Gereja Protestan di Tomohon abad ke-19.
Gereja Sion Tomohon sekarang ini terletak di belakang gedung gereja tersebut.
Gereja di Lalumpei Tondano sekitar tahun 1855.
Sumber: MNZG 1855-7.
Gereja Centrum Manado tahun 1910.
Gereja Protestan Langowan tempo doeloe (Sekarang GMIM Centrum Schwarz Langowan).
Gereja Protestan Tondano tahun 1930.
Gereja Protestan Tondano tahun 1945 dibom sekutu di Liningaan.
Gereja Immanuel Bahu tahun 1930-an.
Gereja Protestan (Sion) Tomohon pada saat berdirinya GMIM tahun 1934.
Gereja Protestan Sion Tomohon tahun 1934.
Seluruh pendeta & penolong-injil GMIM beserta Ketua Sinode Ds. G.P. Locher
berfoto di depan Gereja Sion tahun 1941.
Rumah Sakit ’Bethesda’ di Kamasi Tomohon waktu Pergolakan Permesta tahun 1958.
Eks Kantor Sinode pertama kali.
Ketua Sinode GMIM pertama Ds. Ernst A.A. de Vreede (1934-1935).
Ketua Sinode GMIM ke-4: Ds. G.P. Locher (1941-1942).

Galeri foto minahasa

  • Buku-buku tua tentang minahasa:

Aasaren Tuah Puhuhna ne Mahasa – oleh J.G.F. Riedel (anak penginjil J.F. Riedel) terbitan Betawih (Batavia) tahun 1870.
Buku ini adalah terjemahan bahasa Toumbulu dari buku Inilah Pintu Gerbang Pengatahuwan Itu: Apatah dibukakan bagi Padodukh Minahasa – Hhikajatnja Tuwah Tanah Minahasa (Inilah Pintu Gerbang Pengetahuan: Sejarah Purba Tanah Minahasa) terbitan tahun 1862.

Inilah Kitab deri hal Tanah Minahasa – oleh Ds. Nicolaas Graafland, terbitan M. Wajt di Rotterdam tahun 1874.
Ini adalah buku teks/bacaan pelajaran Geografi Minahasa untuk anak-anak sekolah di Minahasa masa awal.

Tontemboansche Teksten Jilid I oleh Jan Albert Traugott Schwarz (anak penginjil JG Schwarz) cetakan E.J. Brill Leiden tahun 1907.
Buku ini ada 3 jilid: Jilid I Teks cerita rakyat berbahasa Tountemboan, Jilid II Vertaling terjemahan cerita2 itu dlm bahasa Belanda, Jilid III merupakan penelaahan cerita-cerita rakyat jilid I tersebut.

Sedjarah Minahasa – oleh Frans Sumampouw Watuseke, terbit pertamakali di Manado tahun 1962.

Ancient Art of Minahasa – oleh Hetty Palm terbitan tahun 1952 dan tahun 1961, serta terjemahannya Oude Minahassische Kunst.

Nasionalisme & Regionalisme dalam Konteks Regional: Minahasa di Hindia Belanda bagian Timur – oleh David Henley (disertasi). Terjemahan diselenggarakan oleh Perpustakaan Minahasa AZR Wenas dari buku Nationalism & Regionalism in a Colonial Context: Minahasa in the Dutch East Indies.
Mengulas perkembangan pergerakan nasionalisme ala Minahasa (nasionalisme Minahasa dan nasionalisme pribumi/Indonesia) sepanjang masa sejak 1600-an hingga Permesta 1960an.

  • Foto Evert Langkay-Jan Rappar & No Korompis 19
  • Komandan Pertahanan Laskar KRIS di Jawa:
    Letkol Evert Langkay – Komandan Pertahanan KRIS
    Mayor Jan Rappar – Wakil Komandan

    Dua-dua adalah ex pimpinan gang/preman Batavia yang saling bermusuhan.
    Sampe prang lei dorang dua masih jababakalae.

  • Profil seorang pemberontak: No’ Korompis.
    Seorang pejuang kemerdekaan Indonesia – pejuang Merah Putih 1946.
    Dia dan kawan-kawan merasa dilecehkan dan disakiti hingga membentuk barisan sakit hati yang menuntut keadilan terhadap eks pejuang kemerdekaan RI dari Sulut, bernama Pasukan Pembela Keadilan (PPK). Mulanya dipimpin oleh Sam Mangindaan, namun gugur tahun 1951 dibunuh tentara dari pusat. Setelah itu pimpinan beralih ke No Korompis hingga tahun 1953/54. Setelah No Korompis menyerahkan diri (menyerahkan diri 4x, namun diburu oleh pasukan berlainan, a.l. TNI-AD, polisi, Mobrig, dll), PPK dipimpin oleh Jan Timbuleng hingga pecah Pergolakan Permesta 1958.