100.000 Pendukung JWS – IvanSa Siap Banjiri Tondano

SEKITAR 100.000 masa pendukung Jantje Wowiling Sajow  – Ivan Sarundajang (JWS-IvanSa), Calon Bupati  dan Wakil  Bupati Minahasa (2013 – 2018), Kamis (612) hari ini akan tumpah ruah di Lapangan Dr Sam Ratulangi Tondano, ibukota Kabupaten Minahasa.

Mereka  akan menyaksikan kampanye terakhir pasangan pembawa perubahan. Sehingga diperkirakan massa pendukung dan simpatisan JWS – IvanSa akan memenuhi lapangan Dr Sam Ratulangi, bahkan akan meluber hingga ke jalan-jalan raya dan halaman rumah-rumah penduduk sambil meneriakkan jel-jel. “Inilah Pemimpin Baru Minahasa”.

Tante Lena (60) dari desa di seputar Kecamatan Kakas mengatakan, “Manyasal kalu nda datang melihat langsung orasi dua pemimpin baru Minahasa”. Tante Neti dari Luaan Tondano dan Oma Nona dari Tonsaru mengatakan, biar jo baku-baku gepe dalam arak-arakan besar, asalkan torang boleh ikut menyemarakkan kampanye terakhir ini.

Opa Petu (73) yang diantar cucunya seorang remaja pria tidak mau ketinggalan. “Mari torang sambut dan mendoakan usaha dan kerja keras dari dua tokoh muda ini untuk membangun Minahasa yang sedang tertidur lelap akibat ketiadaan dinamika pembangunan.

Om Jan dari sebuah desa di bilangan Tondano Pante melihat ini adalah bagian dari pesta rakyat dalam berdemokrasi. “Inga tamang-tamang, kita datang atas inisiatif sendiri karena ingin mendengarkan pidato dari Bapak Sajow tentang bagaimana membangun Minahasa yang beberapa tahun belakangan ini agak meredup,” ujar Om Jan.

Di sudut jalan depan lapangan Dr Sam Ratulangi, Opa Wem bilang mungkin ini kali kita terakhir iko pesta demokrasi, karena kita pe umur sudah senja, so di atas 70 tahun. Kalau nda datang manyasal skali. Jadi biar so kurang dapa tampa di pinggir panggung, nyanda jadi soal, yang penting datang.

Oma Beth dari Langowan mengatakan, e dodoe, biar lelah, kita berusaha datang, karena mau melihat calon-calon pemimpin muda, gagah, dengan pasung-pasung. “Dapat inga waktu muda dulu waktu iko-iko hari Pemuda di berbagai tempat. Dia pe untung, dapa rasa muda ulang,” kata Oma Beth, sambil melemparkan sisa-sisa senyum manis yang masih menghias Oma Beth yang pernah jadi bunga rose di salah satu desa di Langowan.

Beberapa pemuda dan remaja yang baru pertama kali akan ikut memilih pemimpin Minahasa yang berkelompok di tengah lapangan sambil melempar senyumnya mengatakan, pokoknya torang ingin terjadi perubahan di Minahasa. So lama Minahasa bergerak terseok-seok, jadi karena itu torang samua berharap hadirnya pemimpin baru akan membuat Minahasa dinamis kembali seperti puluhan tahun lalu.

Joice Worotikan, Manager Tim  Sukses JWS IvanSa mengatakan, paling kurang pihaknya telah menyediakan kendaraan roda empat sebanyak 2.500 yang disebar untuk memenuhi permintaan masa pendukung dari berbagai pelosok Minahasa. Sementara Steven Kandouw, Sekretaris Tim Kampanye menambahkan, pihaknya menyebarkan sekitar 1.000 kendaraan roda empat untuk mengangkut para pendukung dari seluruh wilayah Minahasa. Belum lagi para relawan dan sukarelawan yang datang atas inisiatif sendiri.

Serombongan mahasiswa dari berbagai Universitas di Minahasa dan Manado mengatakan, sengaja menyediakan waktu khusus untuk pasangan JWS-IVANSA. “Kami berharap mereka sebagai pemimpin baru di Minahasa akan mampu menggairahkan kembali pembangunan di Minahasa yang sarat dengan beragam problem,” ujar Tonny, seorang mahasiswa yang kuliah di Manado tetapi tetap tercatat sebagai pemilih di desa tempat tinggal orang tuanya.

Sejumlah orang muda lainnya mengatakan, “Kami bersimpati pada Ivan Sarundajang. Dia pemimpin muda yang mampu berbahasa Inggris dengan baik. Jadi soal nyanda tako-tako kalau ada tamu-tamu asing datang ke Minahasa, karena Pak Ivan bisa melayaninya dengan baik. Bahkan Pak Ivan bisa melobi investor dari luar negeri,” tutur Windi dari Desa Kamangta.

Sementara itu sekelompok nona-nona manis asal Tondano memilih mendukung JWS IvanSa karena tertarik pada konsep pemberdayaan Danau Tondano, termasuk pelebaran jalan lingkar danau. “Kami suka program tersebut, karena hal itu berarti pemimpin-pemimpin baru Minahasa peduli dengan kebutuhan generasi baru.
Salah satu problem besar Minahasa, ancaman malapetaka lingkungan akibat semakin mengecilnya luas hutan.

Karena itu, harus disepakati program pemberdayaan Danau Tondano harus diikuti dengan penanaman semakin banyak pohon di perbukitan sekeliling danau. Hal ini penting untuk menjaga terjaminnya kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang mengandalkan sumber air  dari Danau.

MENANG DI SEMUA SURVEI
Makin banyak yang mengarahkan dukungan ke JWS-IvanSa, juga setelah melihat hasil semua lembaga survey. Bahkan lembaga survey yang dibayar oleh  koalisi dua partai terbesar juga, hasil teratasnya  bukan calon yang diusung partai tersebut. Melainkan yang teratas adalah pasangan JWS-IvanSa.

‘’Survey yang dilakukan internal partai, calon kami bersaing ketat dengan HAG dan RJM. JWS dan IvanSa masih teratas bahkan makin jauh jaraknya,’’ ujar  tim sukses salah satu pasangan calon yang meminta namanya tidak ditulis.

Pasangan calon JWS – IvanSa menjadi satu-satunya pasangan calon bupati dan wakil bupati yang mampu menembus angka batas ambang psikologis, yakni hampir mencapai 40 persen. Bahkan jika melihat kecenderungan sikap pemilih yang semakin obyektif, cerdas, dan berani, diprediksikan perolehan suara pasangan JWS – IvanSa akan naik lagi menerobos hingga di atas 41 persen.

Dengan patokan ini, sudah dapat diprediksikan, pada 12 Desember 2012, sudah akan lahir pemimpin baru di Minahasa yang menyandang predikat terhormat, Bupati dan Wakil Bupati Minahasa periode 2013-2018.  (*)

Miras Pembunuh Nomor 1 di Sulut

MANADO— Kriminalitas di Sulut yang disebabkan pengaruh minuman keras (Miras) sangat memprihatikan. Miras bahkan bisa masuk kategori pembunuh nomor satu di Sulut, karena akibat Miras banyak nyawa melayang sia-sia.

Meski data kriminalitas akibat mabuk di Polda Sulut menunjukkan tren penurunan (Lihat grafis), kasus pembunuhan dan Lakalantas tetap berada pada titik yang mengkhawatirkan.

Dampak buruk Miras juga terlihat dari masih banyaknya perkelahian antar kampung, kekerasan dalam rumah tangga, aksi badola/bapajak serta aksi kriminalitas lainnya yang secara otomatis membuat wisatawan tidak nyaman serta mengganggu iklim pariwisata Sulut. Tak hanya itu, efek buruk Miras merusak masa depan sejumlah putra Sulut yang sejatinya memiliki potensi untuk menjadi aparat negara baik itu di kepolisian maupun TNI.

Dari data yang ada, sampai November 2012 ini ada beberapa kasus kriminal karena Miras memperlihatkan tren yang meningkat. Akumulasi kasus diperkirakan melonjak pada Desember dan awal Januari, karena di bulan tersebut kasus kriminal rentan terjadi seiring dengan perayaan beberapa hari raya besar.

Khusus untuk kasus pembunuhan, data yang ada meningkat 12,5% dari 2011, yakni 8 kasus menjadi 9 kasus, dimana korban terakhir adalah wartawan Koran Metro Aryono Linggotu (25) yang tewas mengenaskan setelah mendapat 14 tikaman dari anak baru gede (ABG) yang sedang terpengaruh Miras, Minggu (25/11) dini hari, di ruas jalan Daan Mogot, Kelurahan Tikala.

Kasus pengancaman sendiri, sampai saat ini terjadi penurunan 1 kasus. Tapi ini bukan berarti kasus tersebut turun, karena tahun ini belum berakhir. Sedangkan kecelakaan lalulintas (Lakalantas) meningkat tajam 76%, dari 50 kasus menjadi 88 kasus.

Kapolda Sulut Brigjen Pol Dicky Atotoy saat ditemui kemarin siang mengatakan, pihaknya akan lebih mengoptimalkan lagi program Brenti Jo Bagate, patroli rayon dan razia senjata tajam (Sajam). “Razia saat ini masih berat di Miras bukan Sajam. Tapi kita akan menyeimbangkan hal tersebut,” tuturnya.

“Saya akan semakin memperbanyak patroli sampai di lorong-lorong kecil dan menangkap serta menghukum berat orang yang membawa senjata tajam,” sambung Atotoy Selasa (26/11) kemarin kepada sejumlah wartawan yang menggelar aksi solidaritas damai di Mapolda Sulut.

Ia mengaku pihaknya kecolongan saat kasus pembunuhan ayah satu anak ini. Saat itu patroli rayon sedang menangani kasus di Singkil. “Dari sore patroli rayon terpusat di Singkil karena ada perkelahian sekelompok masyarakat. Jadi tidak terkontrol di daerah Banjer dan Tikala,” akunya.

Atotoy juga meminta masyarakat untuk saling menjaga keamanan, sebab stabilitas keamanan merupakan tanggungjawab seluruh elemen masyarakat. “Terlebih jumlah polisi belum seimbang dengan wilayah kita. Jadi diharapkan masyarakat juga ikut membantu. Terlebih orang tua yang harus mengawasi anaknya,” harapnya.

Dalam aksi solidaritas wartawan di Polda Sulut kemarin, pihak kepolisian dituntut untuk sangat serius menangani kasus yang disebabkan Miras. “Polisi harus giat merazia Sajam, karena saat ini banyak ABG yang sering membawa barang tersebut,” koar salah satu peserta aksi solidaritas.

Di tempat terpisah, menghindari kasus serupa seperti yang menimpa Aryono ‘Ryo’ Lingguto, wartawan Harian Metro Manado yang tewas dibunuh remaja yang dalam keadaan mabuk, DPR Sulut mengungkapkan Perda No 18 Tahun 2000 tentang Penanggulangan Mabuk dan Peredaran Minuman Keras perlu direvisi.

“Kami akan mengajukan konsepnya pada pihak terkait termasuk Polda, agar benar-benar aturan ini memberi dampak pada menurunnya angka kriminalitas di Sulut,” beber Ketua Badan Legislasi DPR Sulut, Dr Victor Mailangkay.

Ia menekankan perlu ada revisi terkait tempat penjualan dan sanksi yang didapatkan. “Mengacu dari kasus yang baru terjadi, ini dipicu karena minuman keras. Ini harus bisa diatasi dan sebagai anggota dewan kami siap merevisi Perda Penanggulangan Mabuk,” tukasnya sembari mensupport program Brenti Jo Bagate yang sedang digalakkan Polda. “Program tersebut sangat bagus, tapi tentu harus mendapat dukungan dari semua pihak. Yang bekerja bukan hanya polisi, tapi pemerintah, tokoh agama, masyarakat dan pengusaha atau pihak swasta,” pungkasnya. (**)

UMP Sulut 1,3 – 1,75 Juta

MANADO- Upah Minimum Provinsi (UMP) Sulut tahun 2013 dipastikan naik. Diperkirakan UMP Sulut akan ditetapkan di kisaran Rp1,3 juta sampai Rp1,75 juta. Hingga kini, Pemprov Sulut dan Dewan Pengupahan Daerah (DPD) masih melakukan pembahasan untuk menemukan angka yang pas. ‘’Intinya tidak memberatkan pengusaha dan tidak merugikan pekerja,’’ kata Kadisnakertrans Sulut Drs Harold Monareh MSi, kemarin.

Ditanya kapan akan diumumkan? Menurut Monareh, seperti UMP 2012 sebesar Rp1.250.000, ditetapkan dan diumumkan pada 12 Desember 2011. ‘’UMP 2013 juga akan diumumkan awal atau paling lambat pertengahan Desember 2012 ini,’’ ujar Monareh.  Monareh berharap dimaklumi,  karena kebijakan ini nanti akan diberlakukan Januari 2013. Sehingga jika diumumkan Desember, masih ada waktu sebelum diberlakukan Januari 2013 nanti.

Selain itu, banyak faktor yang harus dikaji. ‘’Faktor-faktor yang menjadi kajian pembahasan UMP, diantaranya Kebutuhan Hidup Layak (KHL), laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, UMP Sulut tahun 2011, dan UMP provinsi tetangga. Jadi tidak sembarang menetapkannya. Perlu kajian matang yang tidak memberatkan pengusaha dan tidak merugikan pekerja,” jelas Monareh.

TENAGA KERJA SULUT TERANCAM GIGIT JARI

Sementara itu, tarik ulur penetapan UMP di Sulut ini, juga mendapat perhatian Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulut. Menurut Sekretaris APINDO yang juga anggota Dewan Pengupahan Peter Tappy, UMP Rp1.250.000 saat ini masih ideal. Kalau pemerintah daerah berencana menaikkan maka akan menimbulkan masalah.
Masalah pertama, karena UMP akan diberlakukan di seluruh kategori usaha dari kecil sampai besar, otomatis skala usaha yang kecil tidak mampu menyesuaikan UMP tersebut dan berada di ambang kebangkrutan.

Kedua,  efisiensi pegawai akan dilakukan oleh pengusaha, dimana pengusaha mengambil jalan tersebut karena ongkos gaji karyawan yang terlalu besar. “Mungkin juga ada pengusaha yang akan melakukan PHK, karena tidak sanggup membayar UMP yang terlalu besar,” jelasnya.

Masalah ketiga, jika UMP di Sulut dinaikkan melebihi dari daerah lain, akan terjadi eksodus tenaga kerja dari luar Sulut. Menurutnya, hal ini akan mengakibatkan persaingan kerja yang menjurus pada eliminasi tenaga kerja lokal. “Karena tenaga kerja dari luar memiliki skill yang mumpuni dibandingkan dengan tenaga kerja lokal. Tenaga kerja lokal kalah dalam etos kerja,” urainya.

Masalah keempat, tingginya UMP akan mengakibatkan investor enggan masuk untuk menanamkan modalnya di Sulut. “Karena UPM-nya terlalu tinggi dan pasarnya sedikit (penduduk Sulut hanya 2,1 jiwa). Mereka akan memilih menanamkan modal di wilayah Jawa yang memiliki pangsa pasar yang besar (penduduk puluhan juta), red,” tuturnya.

Dia juga menghimbau kepada buruh, ketika melakukan demo harus berjalan damai dan tertib, sehingga menjaga ketertiban dan kekondusifan Provinsi Sulut. Selain itu, menghindari pengrusakan fasilitas perusahaan. “Karena hal ini akan berakibat pada terganggunya alat produksi, dimana permintaan dari pengusaha akan sulit untuk dipenuhi,” urainya.

DKI JAKARTA TERTINGGI, KALBAR TERENDAH
Di sisi lain, berdasarkan data Kemenakertrans, hingga 21 November lalu, baru terdapat 17 Provinsi yang telah menetapkan UMP tahun 2013. “Jadi masih ada 16 provinsi yang belum melakukan penetapan UMP tahun 2013,” ujar Menakertrans Muhaimin Iskandar di Jakarta, Rabu (21/11) kemarin.

Muhaimin memaparkan, 17 Provinsi yang tercatat sudah menetapkan UMP 2013 adalah Nanggore Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, jambi, Bangka-Belitung, Bengkulu, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sulawesi Selatan, dan Papua.

“Dalam hal ini, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta telah memutuskan untuk tidak menetapkan UMP. Tapi kedua gubernurnya telah menandatangani SK penetapan upah minimum kabupaten/kota sebanyak jumlah kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta,” paparnya.

Karena itu, Ketua Umum PKB tersebut meminta para gubernur beserta “Dewan Pengupahan Daerah (Depeda) “agar mempercepat pembahasan dan penetapan UMP 2013 di daerahnya masing-masing. “Kita terus mendorong percepatan penetapan upah minimum ini. Apabila diperlukan kita akan terjunkan tim pendamping atau tim konsultan dari Kemnakertrans ke provinsi-provinsi” yang belum menetapkan UMP,” tegasnya.

Nantinya, lanjut Muhaimin, penetapan UMP tidak hanya berpatokan pada nilai Kebutuhan Hidup Layak yang seusai dengan Permenakertrans No. 13 tahun 2012. Melainkan ada variable lainnya yang juga dijadikan patokan yakni, produktivitas makro, pertumbuhan ekonomi, kondisi pasar kerja dan usaha yang paling tidak mampu (marginal).
Pertimbangan lainnya, tambah Muhaimin, adalah peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh, produktivitas makro dan pertumbuhan daerah dan nasional.

Bahkan faktor inflasi dan insentif perumahan dan transportasi bagi pekerja pun dapat dipertimbangkan dengan matang sehingga upah pekerja dapat naik secara signifikan. “Pokoknya, dalam proses penetapan UMP/UMK tahun 2013 nanti, semua pimpinan daerah harus mengikuti dan berdasarkan pada ketentuan peraturan dan perundang-undangan Ketenagakerjaan yang berlaku,” imbuh dia.

Sementara itu, berdasarkan Rekap penetapan UMP tahun 2013, Provinsi DKI Jakarta mengalami kenaikan UMP yang paling tinggi, yakni Rp2,2 juta dari jumlah Rp1,5 juta. Sedangkan provinsi Kalimatan Barat justru sebaliknya, dari UMP awal yang hanya Rp900 ribu, naik menjadi Rp1.060.000. Kenaikan UMP tertinggi kedua berada di Provinsi Kalimantan Timur, yakni dari Rp 1.177.000 menjadi Rp 1.752.073 (selengkapnya lihat grafis). (ctr-02/jpnn/myw)