Liga Arab Bentuk Kekuatan Militer Gabungan

KAIRO, KOMPAS.com — Para kepala negara yang tergabung dalam organisasi Liga Arab sepakat untuk membentuk kekuatan militer gabungan.

Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan di Sharm el-Sheikh, Mesir, hari Minggu (29/3/2015), di tengah krisis yang terjadi di Yaman dan ancaman kelompok jihadis di Irak, Suriah, dan Libia.

“Para pemimpin Arab pada prinsipnya setuju untuk membentuk kekuatan militer gabungan,” kata Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.

Para pejabat Liga Arab akan bertemu dengan perwakilan militer negara-negara anggota untuk membahas secara lebih terperinci tentang struktur dan pembiayaan militer gabungan tersebut.

Keikutsertaan dalam kekuatan militer ini bersifat sukarela, dan para pengamat memperkirakan tak semua dari 22 negara anggota Liga Arab akan bergabung.

Bukan usul baru

Para pejabat Mesir, seperti dikutip kantor berita Associated Press, menjelaskan bahwa militer Liga Arab akan didukung oleh 40.000 tentara, pesawat-pesawat tempur, kapal-kapal angkatan laut, dan sejumlah kendaraan lapis baja.

Gagasan membentuk kekuatan militer bersama di antara negara-negara Aran bukan hal baru. Namun, baru kali ini ada penegasan bahwa para anggota sepakat untuk membentuknya.

Belum ada indikasi apakah kekuatan militer gabungan Liga Arab akan diterjunkan ke Yaman atau kawasan lain.

Saat ini, sepuluh negara pimpinan Arab Saudi bertempur di Yaman melawan pemberontak. Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi meninggalkan negaranya setelah pemberontak Syiah Houthi berhasil merebut sejumlah daerah di Yaman.

Taliban Pakistan Rilis Foto 6 Penyerang Sekolah di Peshawar

ISLAMABAD, KOMPAS.com — Taliban Pakistan, Rabu (17/12/2014), merilis foto enam orang bersenjata pelaku penyerbuan sebuah sekolah di Peshawar dan menewaskan 148 orang, di mana 132 korban tewas adalah anak-anak.

Dalam foto yang dirilis Taliban itu terlihat enam atau tujuh orang pria membawa senapan serbu berada di depan sebuah spanduk berwarna putih. Dalam salah satu foto, seperti dikabarkan kantor berita AP, keenam orang itu berfoto bersama dengan seorang pemimpin Taliban setempat.

Selain merilis foto keenam orang itu, Taliban mengatakan, serangan tersebut bisa dibenarkan karena angkatan darat Pakistan juga membunuh anak-anak dan keluarga para anggota Taliban.

Juru bicara Taliban Pakistan, Mohammad Khurasani, juga bersumpah akan menggelar lebih banyak serangan dan memperingatkan warga Pakistan agar menjauhi lokasi-lokasi yang memiliki kaitan dengan militer.

“Kami masih mampu melakukan serangan lebih besar. Serangan ini baru permulaan,” kata Khurasani.

Sementara itu, keluarga korban sudah memakamkan mereka yang tewas. Angka korban tewas menjadi 148 orang setelah jasad kepala sekolah Tahira Qazi ditemukan di antara puing-puing bangunan sekolah.

Juru bicara militer Mayor Jenderal Asim Bajwa mengatakan, Tahira sedang berada di ruangannya ketika para penyerbu memasuki gedung administrasi. Bajwa mengatakan, Tahira bersembunyi di kamar mandi, tetapi akhirnya tewas setelah sebuah granat dilemparkan melalui lubang ventilasi ke kamar mandi itu.

Mayjen Bajwa menambahkan, sebagian besar pelajar tewas ditembak saat mereka berusaha kabur. Sebanyak 100 jasad ditemukan di ruang auditorium sekolah. “Kami juga menerima laporan beberapa guru perempuan dibakar hidup-hidup dalam penyerangan itu,” ujar Bajwa.

Pemerintah Pakistan memutuskan masa berkabung selama tiga hari dan Perdana Menteri Nawaz Sharif memutuskan untuk mencabut moratorium hukuman mati seusai tragedi berdarah di Peshawar itu.

Taliban Pakistan Rilis Foto 6 Penyerang Sekolah di Peshawar

ISLAMABAD, KOMPAS.com — Taliban Pakistan, Rabu (17/12/2014), merilis foto enam orang bersenjata pelaku penyerbuan sebuah sekolah di Peshawar dan menewaskan 148 orang, di mana 132 korban tewas adalah anak-anak.

Dalam foto yang dirilis Taliban itu terlihat enam atau tujuh orang pria membawa senapan serbu berada di depan sebuah spanduk berwarna putih. Dalam salah satu foto, seperti dikabarkan kantor berita AP, keenam orang itu berfoto bersama dengan seorang pemimpin Taliban setempat.

Selain merilis foto keenam orang itu, Taliban mengatakan, serangan tersebut bisa dibenarkan karena angkatan darat Pakistan juga membunuh anak-anak dan keluarga para anggota Taliban.

Juru bicara Taliban Pakistan, Mohammad Khurasani, juga bersumpah akan menggelar lebih banyak serangan dan memperingatkan warga Pakistan agar menjauhi lokasi-lokasi yang memiliki kaitan dengan militer.

“Kami masih mampu melakukan serangan lebih besar. Serangan ini baru permulaan,” kata Khurasani.

Sementara itu, keluarga korban sudah memakamkan mereka yang tewas. Angka korban tewas menjadi 148 orang setelah jasad kepala sekolah Tahira Qazi ditemukan di antara puing-puing bangunan sekolah.

Juru bicara militer Mayor Jenderal Asim Bajwa mengatakan, Tahira sedang berada di ruangannya ketika para penyerbu memasuki gedung administrasi. Bajwa mengatakan, Tahira bersembunyi di kamar mandi, tetapi akhirnya tewas setelah sebuah granat dilemparkan melalui lubang ventilasi ke kamar mandi itu.

Mayjen Bajwa menambahkan, sebagian besar pelajar tewas ditembak saat mereka berusaha kabur. Sebanyak 100 jasad ditemukan di ruang auditorium sekolah. “Kami juga menerima laporan beberapa guru perempuan dibakar hidup-hidup dalam penyerangan itu,” ujar Bajwa.

Pemerintah Pakistan memutuskan masa berkabung selama tiga hari dan Perdana Menteri Nawaz Sharif memutuskan untuk mencabut moratorium hukuman mati seusai tragedi berdarah di Peshawar itu.

Pengacara: Penyanderaan di Sydney Bukan Bagian dari Aksi Organisasi Teroris

SYDNEY, KOMPAS.COM – Seorang pria yang melakukan penyanderaan di Lindt Cafe yang kemudian ditembak mati adalah Man Haron Monis, seorang warga asal Iran yang memiliki beberapa catatan kriminal. Menurut mantan pengacaranya, Monis bertindak sendirian dan bukan bagian dari organisasi teroris terencana.

Monis, yang mendapatkan suaka politik di Australia, saat ini menjalani tahanan luar setelah dituduh melakukan beberapa tindak kriminal, termasuk berperan atas meninggalnya mantan istrinya.

Dia juga menghadapi tuduhan melakukan 40 lebih penganiayaan seksual dan dinyatakan bersalah mengirim surat kepada keluarga tentara Australia yang gugur dalam tugas di luar negeri.

Menurut laporan, polisi mulai melakukan kontak dengan Monis sepanjang hari Senin (15/12/2014) sebelum kemudian petugas menyerbu gedung Lindt Cafe hari Selasa dinihari pukul 02.00.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott menjelaskan lebih banyak latar belakang Monis dalam keterangan persnya pada Selasa pagi.

“Yang kami ketahui, pelaku adalah orang yang dikenal oleh pihak berwenang. Dia memiliki sejarah panjang melakukan tindak kekerasan, ketidakstabilan mental, dan memiliki paham esktrim. Kami tahu dia pernah mengirim surat kepada keluarga tentara Australia yang tewas dalam tugas di Afganistan, dan dinyatakan bersalah atas tindakan tersebut. Kami juga tahu bahwa dia memasang gambar-gambar ekstrimis di dunia maya. Dan di saat penyanderaan berlangsung kemarin, dia ingin membungkus kegiatannya dengan simbol sekte mematikan ISIS.”

Mantan penasehat hukum Monis, Manny Conditsis menggambarkan Monis sebagai seseorang yang hidup menyendiri, sehingga besar kemungkinan dia bertindak sendirian. “Ideologinya begitu kuat sehingga mengelabui visinya mengenai hal yang masuk akal dan objektif,” kata Conditsis.

Conditsis mewakili Monis tahun lalu ketika dia dituduh berkomplot atas pembunuhan mantan istrinya Noleen Hayson Pal, yang ditusuk dan dibakar di luar unitnya di  Sydney Barat.

“Melihat kenyataan bahwa dia terlibat tindakan kejahatan serius, juga kenyataan bahwa ketika ditahan dia mendapat perlakuan buruk, saya kira dia mungkin merasa tidak ada lagi yang dimilikinya. Mungkin itulah yang membuat dia melakukan hal seperti ini.”

Conditsis juga mengatakan bahwa selama di penjara Monis mendapat perlakukan buruk. “Dia mengalami beberapa hal yang sangat-sangat tidak menyenangkan, termasuk adanya kotoran manusia yang dilempar ke arahnya dan ke selnya,” kata Conditsis lagi.

Conditsis mengatakan bahwa tindak penyanderaan kemarin bukanlah tindakan organisasi teroris terorganisir. “Ini tindakan individu. Ini bukan tindakan terorisme terencana. Ini adalah tindakan seseorang yang tidak waras, yang melakukan sesuatu yang mengerikan,” kata Conditsis.

ISIS Ancam Akan Serang dan Taklukkan Vatikan

LONDON, KOMPAS.com — Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini benar-benar melancarkan ancaman untuk menyerang Vatikan setelah memuat foto bendera hitam berkibar di puncak obelisk yang berdiri di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Foto itu muncul di majalah terbitan ISIS Dabiq yang dirilis pada Senin (13/10/2014). Di halaman depan edisi keempat majalah itu, terpampang judul yang berisi ajakan untuk memerangi Gereja Katolik.

Kepala berita itu berjudul “The Failed Crusade” yang di dalamnya berisi sejumlah artikel yang berisi ancaman ISIS untuk menyerang dan menaklukkan Roma.

Selain ancaman untuk menyerang Roma, sejumlah artikel dalam majalah yang namanya diambil dari nama sebuah kota di Suriah utara, yang menjadi tempat Turki Ottoman mengalahkan Dinasti Mamluk pada 1516 dan mendirikan kekalifahan Islam terakhir itu, juga menyerukan umat Muslim untuk menyerang dan membunuh semua warga negara yang kini memerangi ISIS.

Bulan lalu, sejumlah pejabat pertahanan Italia mengatakan telah memperketat pengamanan di Vatikan menyusul ancaman yang dilontarkan ISIS. Pengamanan itu termasuk menciptakan zona larangan terbang di atas Vatikan.

ISIS Ancam Akan Serang dan Taklukkan Vatikan

LONDON, KOMPAS.com — Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini benar-benar melancarkan ancaman untuk menyerang Vatikan setelah memuat foto bendera hitam berkibar di puncak obelisk yang berdiri di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.

Foto itu muncul di majalah terbitan ISIS Dabiq yang dirilis pada Senin (13/10/2014). Di halaman depan edisi keempat majalah itu, terpampang judul yang berisi ajakan untuk memerangi Gereja Katolik.

Kepala berita itu berjudul “The Failed Crusade” yang di dalamnya berisi sejumlah artikel yang berisi ancaman ISIS untuk menyerang dan menaklukkan Roma.

Selain ancaman untuk menyerang Roma, sejumlah artikel dalam majalah yang namanya diambil dari nama sebuah kota di Suriah utara, yang menjadi tempat Turki Ottoman mengalahkan Dinasti Mamluk pada 1516 dan mendirikan kekalifahan Islam terakhir itu, juga menyerukan umat Muslim untuk menyerang dan membunuh semua warga negara yang kini memerangi ISIS.

Bulan lalu, sejumlah pejabat pertahanan Italia mengatakan telah memperketat pengamanan di Vatikan menyusul ancaman yang dilontarkan ISIS. Pengamanan itu termasuk menciptakan zona larangan terbang di atas Vatikan.

Malaysia Airlines: Seluruh Penumpang MH370 Tewas

Pihak manajemen Malaysia Airlines, Senin (24/3/2014), dikabarkan telah memberi tahu keluarga penumpang bahwa 239 orang yang ada di dalam pesawat Boeing 777-200 penerbangan MH370 diyakini telah tewas.

Pernyataan disampaikan setelah, berdasarkan hasil penemuan terakhir dan berbagai data selama dua pekan pencarian, diyakini pesawat itu jatuh di wilayah selatan Samudra Hindia.

“Dengan menyesal manajemen Malaysia Airlines menyatakan kami harus menganggap bahwa MH370 telah hilang dan tak satu pun penumpangnya selamat,” demikian pesan singkat Malaysia Airlines kepada pihak keluarga, seperti dilaporkan BBC.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak juga menyampaikan bahwa penerbangan Malaysia Airlines MH370 berakhir di wilayah selatan Samudra Hindia.

Pernyataan itu dilontarkan setelah pesawat pengintai China dan Australia melihat benda-benda yang diduga puing-puing MH370 di wilayah terpencil Samudra Hindia, 2.500 kilometer sebelah barat daya kota Perth, Australia.

Jika benda-benda itu benar-benar merupakan puing MH370, maka ini merupakan temuan paling konkret dalam operasi pencarian internasional yang melelahkan selama dua pekan terakhir ini.

Meski demikian, tim pencari menyatakan, sebelum benda-benda itu diangkat dari laut dan diperiksa belum dapat benar-benar dipastikan bahwa benda-benda itu merupakan pecahan Malaysia Airlines.

Sementara itu, Angkatan Laut AS telah mengirimkan sebuah alat pencari kotak hitam ke wilayah pencarian di Samudra Hindia sebagai langkah antisipasi jika lokasi hilangnya MH370 benar-benar ditemukan.

Rusia Ultimatum Pasukan Ukraina: Menyerah atau Diserang Habis-habisan

KIEV, KOMPAS.COM — Rusia mengultimatum pasukan Ukraina di Crimea untuk menyerah atau menghadapi serangan habis-habisan. Demikian kata pihak militer Ukraina, Senin (3/3/2014). Wilayah Crimea di semenanjung Laut Hitam yang strategis itu telah dikuasai pasukan yang didukung Kremlin.

Namun, armada Laut Hitam Rusia dengan cepat membantah adanya ultimatum itu. Ketua parlemen Rusia mengatakan, belum ada kebutuhan Moskwa menggunakan haknya untuk melancarkan aksi militer di Ukraina.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Regional Ukraina Vladyslav Seleznyov mengatakan, di ibu kota Crimea, Simferopol, bahwa ultimatum itu untuk memperkenalkan otoritas baru Crimea, meminta tentara Ukraina meletakkan senjata dan pergi, atau siap menghadapi gempuran.

Pemerintah pro-Rusia di Crimea akan memutus aliran air dan listrik bagi tentara Ukraina dalam markas-markas yang dikepung pasukan Rusia pada Senin malam. Demikian kata Sergei Markov, mantan anggota parlemen Rusia yang setia kepada Presiden Vladimir Putin. Markov, yang mengadakan pertemuan dengan pemerintah pro-Rusia di semenanjung Ukraina itu pada Senin pagi, mengatakan, para tentara Ukraina juga akan diberi tahu bahwa mereka tidak akan menerima gaji bulan berikutnya jika mereka tidak secara terbuka menanggalkan kesetiaannya kepada pemerintah sementara yang baru di Kiev.

“Jika mereka tinggal di sini dan tetap setia kepada Kiev dan Pemerintah Ukraina, hal itu akan jadi lebih tidak nyaman buat mereka,” kata Markov. “Tekanan itu akan meningkatkan malam ini.”

Ukraina menuduh Rusia telah mengerahkan lebih banyak tentara ke Crimea, sementara para pemimpin dunia bergulat dengan kebuntuan terburuk di Eropa sejak Perang Dingin itu.

Rusia telah mengerahkan sekitar 16.000 tentara ke wilayah itu sejak pekan lalu. Demikian kata Duta Besar Kiev untuk PBB, Yuriy Sergeyev, pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

Penjaga perbatasan Ukraina mengatakan, Rusia mulai mengerahkan pasukan ke wilayah Crimea dengan menggunakan feri pada Senin setelah merebut kendali atas pos perbatasan di sisi Ukraina. Pasukan Rusia yang merebut semenanjung Laut Hitam yang terisolasi itu telah mengepung terminal feri selama berhari-hari, tetapi sampai sekarang belum mengambil alih stasiun penjaga perbatasan Ukraina.

Seorang juru bicara penjaga perbatasan mengatakan, tentara Rusia merebut pos pemeriksaan itu setelah para penjaga perbatasan Ukraina berusaha menghentikan dua bus yang membawa tujuh orang bersenjata dan feri yang membawa tiga truk tentara.

Penjabat Presiden Ukraina, Oleksander Turchynov, mengatakan sebelumnya bahwa armada Laut Hitam Rusia telah mengepung sejumlah kapal angkatan laut Ukraina di teluk Sevastopol, pelabuhan Crimea, di mana ada basis armada Rusia.

“Situasi di Crimea tetap tegang dan kehadiran militer Rusia meningkat,” katanya. “Saya mengimbau kepada kepemimpinan Rusia, hentikan tindakan provokatif, agresi, dan pembajakan. Itu kejahatan dan Anda akan bertanggung jawab untuk itu.”

Sementara itu, pemimpin Ukraina yang digulingkan, Viktor Yanukovych, telah mengirim surat kepada Putin yang meminta Putin menggunakan militer Rusia untuk memulihkan hukum dan ketertiban di Ukraina. Demikian kata utusan Moskwa di PBB, Senin.

“Di bawah pengaruh negara-negara Barat, ada tindakan teror dan kekerasan terbuka,” demikian isu surat itu yang dibacakan Duta Besar Rusia Vitaly Churkin, dalam pertemuan darurat dengan Dewan Keamanan PBB.

“Orang-orang dianiaya karena alasan bahasa dan politik,” lanjut surat itu. “Jadi, dalam hal ini, saya meminta Presiden Rusia, Putin, untuk menggunakan angkatan bersenjata Federasi Rusia guna membangun legitimasi, perdamaian, hukum dan ketertiban, stabilitas dan membela orang-orang Ukraina.”

Pembicaraan tentang ultimatum itu muncul saat Uni Eropa mengancam untuk membekukan pembebasan visa dan pembicaraan kerja sama ekonomi dan memboikot pertemuan puncak G-8 di Sochi, Rusia, jika Moskwa tidak meredakan krisis di Semenanjung Crimea itu hingga Kamis.

Menteri Luar Negeri Perancis, Laurent Fabius, mengatakan, Uni Eropa akan memberi waktu kepada Rusia hingga pertemuan puncak darurat para pemimpin Uni Eropa yang diselenggarakan hari Kamis untuk menunjukkan tanda-tanda jelas bahwa punya niat baik, termasuk kesediaan untuk membuka pembicaraan dan penarikan pasukan Rusia ke barak mereka di Crimea. Jika tidak, kata Fabius, Uni Eropa akan mulai menerapkan langkah-langkah hukuman.

Presiden Dewan Uni Eropa, Herman Van Rompuy, meminta pertemuan darurat itu pada Senin malam setelah para menteri luar negeri mengakhiri pembicaraan mereka.

Presiden AS Barack Obama pada Senin mengatakan bahwa Rusia telah melanggar hukum internasional dalam intervensi militernya di Ukraina dan mengatakan Pemerintah AS telah memperingatkan akan mempertimbangkan serangkaian sanksi ekonomi dan diplomatik yang akan mengisolasi Moskwa. Putin harus mengizinkan para pemantau internasional untuk menengahi kesepakatan di Ukraina agar bisa diterima semua rakyat Ukraina. Demikian kata Obama.

Dokter Inggris Tewas di Penjara Suriah

LONDON, KOMPAS.com — Seorang dokter asal Inggris yang bekerja sukarela di rumah sakit Suriah dikabarkan tewas di penjara rezim Bashar al-Assad. Keluarga mengatakan dokter itu tewas hanya beberapa hari sebelum janji pembebasannya.

Abbas Khan, dokter tersebut, adalah dokter tulang berusia 32 tahun asal London Selatan. Dia tiba di Aleppo, Suriah, tahun lalu untuk membantu warga sipil yang membutuhkan perawatan dokter. Namun, dia tertangkap rezim Assad.

Ayah dua anak ini, kata keluarga, meninggal dalam tahanan, hanya beberapa hari sebelum dia dijadwalkan bebas dan diserahkan kepada seorang anggota parlemen Inggris.

Pejabat Suriah mengatakan, Khan bunuh diri. Namun, pejabat yunior di Kementerian Luar Negeri Inggris, Hugh Robertson, mengatakan, rezim Assad bertanggung jawab atas kematian Khan.

“Tidak ada alasan apa pun yang bisa menjelaskan perlakuan yang dia terima dari pihak berwenang Suriah. (Mereka) membunuh seorang warga Inggris yang berada di negara mereka untuk membantu orang yang terluka selama perang sipil mereka,” ujar Robertson kepada BBC.

Direktur Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel, mengatakan kepada AFP bahwa ada kemungkinan Khan meninggal karena penyiksaan. Dugaan ini berdasarkan data dari ratusan kasus serupa yang kemudian oleh pemerintah diumumkan sebagai kasus bunuh diri.

Polisi Singapura Tangkap 27 Orang Pelaku Kerusuhan di Little India

SINGAPURA, KOMPAS.com – Aparat Kepolisian Singapura telah menangkap 27 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di kawasan Little India, Minggu (8/12/2013) malam. Akibat kerusuhan tersebut, 10 polisi dan 4 petugas paramedis terluka.

Kerusuhan dipicu tewasnya seorang warga India (bukan Bangladesh seperti diberitakan sebelumnya) berusia 33 tahun setelah ditabrak sebuah bus. Tak kurang 400 warga berkumpul mengerumuni lokasi kecelakaan sebelum berubah menjadi kerusuhan.

Massa yang marah merusak 5 mobil polisi dan membakar satu di antaranya serta satu buah ambulans yang sedianya membawa jenazah korban kecelakaan. Mereka juga menyerang sejumlah paramedis yang tengah berupaya mengambil jasad korban kecelakaan dari kolong bus.

Dalam konferensi pers yang digelar Senin dini hari, Kepala Kepolisian Ng Joo Hee menyatakan bahwa kerusuhan telah diatasi dalam waktu satu jam. Ia menegaskan tidak ada warga Singapura yang terlibat dalam kerusuhan karena menyerang polisi bukan kebiasaan warga Singapura. Seluruh pelaku dipastikan para pekerja asal Asia Selatan.

Sebelumnya diberitakan, pada Minggu pukul 21.23 waktu setempat, sebuah kecelakaan lalu lintas yang fatal terjadi antara sebuah bus swasta dan seseorang di perempatan Race Course Road dan Hampshire Road.

Tak lama kemudian, kerusuhan massa pecah. Massa menyerang paramedis yang tengah melakukan pertolongan, membakar dua mobil, dan merusak sejumlah fasilitas umum.