Pemaki Polisi Lalu Lintas Jadi Tersangka

KARAWANG, KOMPAS.com — Satuan Reserse dan Kriminal Polres Karawang menetapkan Sl (48) sebagai tersangka karena diduga melakukan perbuatan tidak menyenangkan dan penghinaan terhadap sejumlah anggota Satlantas Polres Karawang pada saat dilakukan Operasi Lodaya Zebra pekan lalu.

“Rabu (11/12/2013) kemarin yang bersangkutan kami periksa. Saat itu juga, kami tetapkan SI jadi tersangka,” kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Karawang AKP Mirza Maulana melalui ponselnya, Kamis (12/12/2013).

Ia mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan barang bukti untuk menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka.

“Delapan saksi kami periksa. Dengan alat bukti yang cukup, kami berkeyakinan menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka,” katanya.

Pemanggilan dan penetapan tersangka terhadap yang bersangkutan, kata Mirza, sebagai tindak lanjut dari laporan Kanit Laka Lantas Polres Karawang, Iptu Heri Nurcahyo, yang saat itu mengalami kejadian langsung.

“Yang bersangkutan belum ditahan dan saat ini diterapkan wajib lapor. Kepada yang bersangkutan diterapkan Pasal 310, 335, 316, dan 212 KUH Pidana,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, saat digelar Operasi Lodaya Zebra di Karawang, Satlantas Polres Karawang memberhentikan Sl yang membawa kendaraan roda dua tanpa menggunakan helm.

Namun, saat hendak didata kemudian diberi surat tilang, Sl malah mengamuk dan memaki-maki polisi dengan kata-kata kasar. Meski begitu, saat itu polisi tidak menilang dan membiarkan Sl pergi.

Lalai Awasi Ospek, Pimpinan Jurusan Planologi ITN Diberhentikan

MALANG, KOMPAS.com — Setelah penelusuran oleh pihak Rektor Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, diketahui bahwa salah satu penyebab terjadinya kekerasan dalam pelaksanaan ospek mahasiswa baru jurusan Planologi yang mengakibatkan meninggalnya Fikri Dolasmantya Surya adalah kelalaian dari pihak jurusan.

Dengan demikian, Rektor ITN Soeparno Djiwo pada Rabu (11/12/2013) memutuskan untuk memberhentikan Ketua Jurusan (Kajur) Planologi ITN Ibnu Sasongko dan sekretarisnya, Arief Setiyawan. “Jangan dipecat, Mas, Kajur (Kepala Jurusan Planologi) dan Sekjur (Sekretaris Jurusan) diberhentikan,” kata Soeparno Djiwo saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat (SMS), Rabu malam.

Soeparno menegaskan, pemberhentian dua pucuk pimpinan di jurusan Planologi itu dilakukan karena keduanya dinilai lalai dalam mengawasi panitia Orientasi Kemah Bakti Desa (KBD) dan Temu Akrab di kawasan Pantai Goa China, Desa Sitiarjo, Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang, pada 13 Oktober 2013 lalu.

“Mereka lalai dalam mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh panitia Planologi,” katanya singkat.

Sementara itu, Kajur Planologi ITN Ibnu Sasongko dan sekretarisnya, Arief Setiyawan, hingga berita ini ditulis belum bisa dikonfirmasi.

Diberitakan sebelumnya, Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru (maba) Planologi ITN Malang, meninggal saat mengikuti Orientasi KBD dan Temu Akrab di Kawasan Pantai Goa China, Kabupaten Malang. Kini, pihak keluarga Fikri menuntut agar kasus tersebut diusut secara tuntas dan pihak ITN meminta maaf kepada keluarga Fikri.

Uskup Banjarmasin Tutup Usia

BANJARMASIN, KOMPAS.com —Uskup Emeritus Keuskupan Banjarmasin, Mgr Wilhelmus Demarteau MSF, Rabu (5/12/2012) pukul 07.10 WITA, tutup usia di Rumah Sakit Suaka Insan, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dalam usia 95 tahun.

Jenazah akan dimakankan hari Sabtu besok di Banjarbaru, Kalsel, yang didahului misa requiem mulai jam 10.00 Wita. Hari ini, jenazah akan disemayamkan di Gereja Katedral Banjarmasin dan Kamis siang rencananya jenazah akan dibawa ke Banjarbaru untuk disemayamkan di Gereja Bunda Maria.

Beliau meninggal karena usia lanjut dan beberapa kali masuk rumah sakit. Uskup Demarteau lahir di Belanda, 24 Januari 1917. Beliau diangkat menjadi Uskup Banjarmasin tahun 1954 dan pensiun 23 Oktober 1983 yang wilayahnya saat itu mencapai Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

“Beliau perintis karya kesehatan dan pendidikan di Keuskupan Banjarmasin. Hasilnya antara lain RS Suaka Insan dan sejumlah sekolah Katolik di Banjarmasin,” ujar Dionysius Agus Puguh Santoso, Sekretaris Komunikasi Sosial Keuskupan Banjarmasin.

Siswa SD Tewas Digigit Anjing Rabies

BORONG, KOMPAS.com — Yohanes Saro meninggal dunia, dan dua rekannya, Niko Mboda dan Martha Loda menderita luka-luka akibat digigit anjing rabies. Ketiganya adalah warga Kampung Lengor, Desa Teno Mese, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur (Matim).

Informasi yang dihimpun Pos Kupang, Jumat (23/11/2012) menyebutkan, peristiwa gigitan anjing rabies itu terjadi saat Yohanes Saro, siswa kelas V SD pulang dari sekolah. Saat itu Saro bertemu dengan Niko Mboba dan Martha Loda yang pulang dari kebun.

Ketiganya kemudian berjalan bersama menuju Kampung Lengor. Namun saat hendak masuk kampung, secara mendadak seekor anjing meraung lalu menyerang mereka. Yohanes Saro digigit pertama. Setelah menggigit Saro, anjing itu menggigit Niko Mboba dan Martha Loda.

Yohanes Saro menderita luka serius pada bagian wajahnya, sehingga beberapa hari kemudian ia meninggal dunia. Sedangkan dua rekannya masih sempat ke Mamba untuk mendapatkan suntikan VAR.

Tarsi Mbaling, salah seorang tokoh muda Elar yang dikonfirmasi Pos Kupang membenarkan kejadian itu. Menurutnya, korban terparah diderita Yohanes Saro. Lantaran terlambat mendapat VAR, Saro meninggal dunia. Sedangkan dua korban lainnya masih dalam perawatan.

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Matim, Drs. Lorens Hambu menjelaskan, setiap puskesmas sudah didroping VAR untuk memberikan bantuan bagi korban gigitan anjing rabies. Namun jika terlambat bisa berakibat fatal.

“Semestinya keluarga korban bisa bekerja sama dengan petugas medis terdekat, pemerintah desa agar bisa memberikan bantuan, terutama lokasi yang jauh dengan puskesmas. Sebab VAR hanya ada di puskesmas yang memiliki alat pendingin,” katanya.

Dia menambahkan, kasus gigitan anjing rabies pernah terjadi di Lengko Ajang dan Kota Komba. Korban bisa ditolong karena setelah kejadian langsung diberikan VAR.