Amerika: 1.429 Tewas di Serangan Gas Suriah, Termasuk 426 Anak!

WASHINGTON, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry menyatakan, Amerika Serikat mempunyai data tentang apa yang terjadi di Suriah pada Rabu (21/8/2013) dini hari. Amerika berkeyakinan rezim Bashar al Assad berada di balik serangan yang diduga menggunakan senjata kimia.

“Dalam serangan itu, 1.429 orang tewas di Suriah, termasuk 426 anak-anak,” sebut Kerry dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington, Amerika, Jumat (30/8/2013) siang atau Jumat tengah malam waktu Indonesia.

Dalam pernyataan itu, Kerry pun menyatakan Amerika memiliki data tentang dari mana senjata itu ditembakkan dan lokasi yang disasar serangan itu.

“Kami tahu, dari mana senjata itu ditembakkan, dan itu berasal dari daerah yang dikuasai rezim. Kami tahu daerah yang menjadi sasaran serangan, yang itu berada di kawasan (yang dikuasai) oposisi,” tegas Kerry.

Serangan itu, sebut Kerry, adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Bila kejahatan ini dibiarkan, ujar dia, serangan tersebut akan menjadi preseden untuk kembali terjadi pada masa mendatang.

Hasil Undian Liga Champions

KOMPAS.com — Barcelona dan AC Milan kembali bertemu dalam fase grup Liga Champions. Berdasarkan undian yang diadakan di Monako, Kamis (29/8/2013), tim Spanyol dan Italia ini dipertemukan dalam Grup H bersama juara Eredivisie, Ajax Amsterdam, dan juara Scottish Premier League, Celtic.

Juara bertahan Bayern Muenchen ditempatkan bersama Manchester City di grup D. Ini merupakan kedua kalinya Bayern dan City bertemu di fase grup karena sebelumnya mereka pernah saling bunuh di fase grup dua musim lalu. Mereka juga akan meladeni dua wakil Eropa Timur Viktoria Plzen (Ceko) dan CSKA Moskwa (Rusia).

Berikut hasil lengkap pengundian grup Liga Champions:

Grup A
Manchester United (ENG)
Shakthar Donetsk (UKR)
Bayer Leverkusen (GER)
Real Sociedad (ESP)

Grup B
Real Madrid (ESP)
Juventus (ITA)
Galatasaray (TUR)
Kobenhavn (DEN)

Grup C
Benfica (POR)
Paris Saint-Germain (FRA)
Olympiakos (GRE)
Anderlecht (BEL

Grup D
Bayern Muenchen (GER)
CSKA Moskwa (RUS)
Manchester City (ENG)
Viktoria Plzen (CZE)

Grup E
Chelsea (ENG)
Schalke 04 (GER)
FC Basel (SUI)
Steaua Bucharest (ROU)

Grup F
Arsenal (ENG)
Olympique Marseille (FRA)
Borussia Dortmund (GER)
Napoli (ITA)

Grup G
FC Porto (POR)
Atletico Madrid (ESP)
Zenit St. Petersburg (RUS)
Austria Wien (AUT)

Grup H
Barcelona (ESP)
AC Milan (ITA)
Ajax Amsterdam (NED)
Celtic (SCO)

Ikhwanul Muslimin Bubar, Belum Tentu Krisis Mesir Kelar

KOMPAS.com — Kantor Berita Mesir, MENA, pada Rabu (28/8/2013) melaporkan pernyataan paling anyar Perdana Menteri (PM) interim Hazem al-Beblawi. Menurutnya, pembubaran Ikhwanul Muslimin (IM), termasuk partai politiknya Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP), belum tentu menuntaskan krisis politik di Mesir. “Salah juga kalau mengambil keputusan di tengah suasana kacau,” kata Beblawi.

Sebelumnya, Beblawi, pada Sabtu (17/8/2013), adalah orang yang menyerukan agar IM dibubarkan. “Menjadi hal baik bagi kita kalau memonitor gerak partai atau organisasi tanpa membubarkannya atau membiarkan mereka melakukan kegiatan rahasia,” tuturnya.

“Likuidasi

Didirikan pada 1928, IM pernah “dilikuidasi” pada 1954. Waktu itu, IM beroposisi terhadap perjanjian Inggris-Mesir yang diteken, kala itu, oleh Presiden Gamal Abdel Nasser dan pemerintah penjajah Inggris.

Bekerja diam-diam dalam bidang karitatif selama beberapa dekade, IM mendirikan FJP pada 2011. Momen itu bertepatan dengan penggulingan Presiden Hosni Mubarak.

FJP kemudian memenangi pemilihan umum (pemilu) parlemen pada akhir 2012. Kemenangan itu mendudukkan tokoh IM Muhammad Mursi sebagai orang nomor satu di Negeri Piramida.

Pada awal Juli, para pendukung melakukan aksi protes lantaran apa yang mereka namakan sebagai “penggulingan” Mursi dari kekuasaan. Aksi kekerasan merebak dalam bentrokan dengan polisi. Demo itu sampai kini sudah menewaskan seribu orang, termasuk 100 polisi.

Termutakhir, ratusan anggota IM, termasuk pemimpin tertingginya, Mohamed Badie, dan dua deputinya, dijebloskan ke penjara. Mereka dituduh membangkitkan kekerasan dan pembunuhan terhadap pendemo anti-Mursi.

JK Siap Dipasangkan dengan Jokowi

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla (JK) menyambut baik dan siap jika dirinya masih dipercaya untuk mengabdi kepada rakyat dan negara pada pemilihan presiden dan wakil presiden tahun depan. Namun, semua itu berpulang pada kehendak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan mengusungnya dan rakyat itu sendiri.

”Bagi saya, hanya satu, selama itu bisa bermanfaat bagi rakyat dan negara, saya siap melaksanakannya jika bersama Pak Jokowi (Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta),” kata Kalla saat dihubungi Kompas, Selasa (27/8) siang ini.

Menurut Kalla, Jokowi termasuk sosok yang didorongnya saat akan menjadi calon gubernur DKI Jakarta tahun lalu. ”Jokowi sosok yang memiliki kepribadian yang baik, punya kemampuan, bisa mengambil keputusan, dan memenuhi aspirasi rakyat. Lebih penting lagi, jika saya bersama Jokowi, ada yang bilang, itu sebuah harmoni, antara perwakilan Jawa dan luar Jawa,” tuturnya.

Namun, Kalla menyatakan, semuanya itu kembali lagi pada sikap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan DPP PDI-P serta rakyat sendiri. ”Apakah memang mandat itu dipercayakan kepada saya? Kita lihat saja. Buat saya sendiri, sekarang ini, saya hanya melayani masyarakat di Palang Merah Indonesia (PMI) ataupun Dewan Masjid dan lainnya. Kalau itu dilihat sebagai sebuah pekerjaan, bagi saya itu hanya pengabdian saja. Tak lebih,” papar Kalla.

Kuncinya di Mega

KOMPAS Arah pilihan politik mengerucut

Dihubungi terpisah, Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyatakan, faktor penentu maju tidaknya Jokowi ke bursa calon presiden memang ada pada Megawati.

Megawati disebutnya berperan sentral dalam karier politik Jokowi.

Terlepas dari popularitas yang ditunjukkan Jokowi dibandingkan dengan figur lain yang bertarung dalam pemilu presiden, keputusan akhir maju tidaknya Gubernur DKI Jakarta itu sebagai calon presiden tetap berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Keputusan untuk mempertarungkan Jokowi dalam pilpres harus menjadi keputusan Megawati, termasuk menentukan siapa yang akan menjadi pasangannya.

Seperti diberitakan, Jokowi meraih popularitas tertinggi dalam survei yang digelar Litbang Kompas kepada 1.400 responden. Dalam periode survei Desember 2012 hingga Juni 2013, popularitas Jokowi meroket dari 17,7 persen menjadi 32,5 persen.

Elektabilitas Jokowi bahkan melampaui nama-nama sejumlah tokoh yang lebih dahulu disebut sebagai calon presiden dalam Pemilu 2014, seperti Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, dan Aburizal Bakrie.

Popularitas Jokowi juga tampak dari survei-survei sejumlah lembaga penelitian yang sudah merilis hasil sebelumnya.

Pengajar politik dari Universitas Padjadjaran, Muradi, menjelaskan, ada tiga skenario partisipasi Jokowi, yakni disandingkan dengan Megawati, menggandeng figur baru, serta berkoalisi.

Pilihan terbaik adalah mencari figur baru untuk mendampingi Jokowi, sementara pilihan koalisi sangat bergantung dengan peta politik PDI-P.

”Kelihatannya PDI-P bakal menghindari Partai Demokrat ataupun PKS apabila nanti berkoalisi,” ujar Muradi.

Hakim Agung Gayus: Putusan Bebas Sudjiono Batal demi Hukum

JAKARTA, KOMPAS.com — Hakim Agung Gayus Lumbuun menilai putusan bebas atas Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Sudjiono Timan batal demi hukum. Mahkamah Agung (MA) perlu melakukan eksaminasi terhadap penerapan hukum acara pada putusan peninjauan kembali (PK) tersebut.

“Putusan PK Sudjiono Timan batal demi hukum dan bisa diajukan kembali sesuai KUHAP,” ujar Gayus melalui pesan singkat, Senin (26/8/2013).

Ia mengatakan, MA merupakan lembaga pengawas tertinggi atas penyelenggaraan peradilan di semua tingkatan di seluruh Indonesia. Karena itu, tegasnya, untuk menjalankan fungsi pengawasan itu, MA harus membentuk tim eksaminasi terhadap penerapan hukum acara pada putusan PK itu.

“Bukan untuk mengeksaminasi substansi perkaranya. Substansi perkara adalah wilayah independensi majelis hakim,” tutur mantan anggota Komisi III DPR itu.

Gayus menegaskan, jika ternyata pada putusan PK Sudjiono ada penerapan hukum acara dan penerapan Surat Edaran MA (SEMA) Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengajuan PK dalam Perkara Pidana, maka putusan itu batal demi hukum.

“Putusan hakim harus menggunakan hukum formal dan hukum materiil. Pelanggaran terhadap ketentuan sebagai hukum formal merupakan pelanggaran putusan oleh hakim yang bisa mengakibatkan putusan tersebut batal demi hukum. Gayus menyatakan, dalam persidangan permohon PK, Sudjiono tidak hadir bahkan masuk dalam status daftar pencarian orang (DPO). Sidang PK hanya dihadiri oleh kuasa hukum dan istri yang bersangkutan.

“Karena itu, berdasarkan Pasal 263 dan Pasal 268 KUHAP, maka putusan hakim bisa batal demi hukum, atau putusan tersebut dianggap tidak pernah. Hal itu menjadikan kedudukan perkara Sudjiono kembali kepada putusan kasasi,” nilainya.

Untuk keadilan bagi Sudjiono, PK menurutnya dapat diajukan kembali. Namun, kali ini, Gayus menegaskan bahwa Sudjiono harus hadir. PK itu, menurutnya, bukan merupakan PK kedua.

“PK telah diputuskan sebelumnya dianggap tidak pernah ada karena bertentangan dengan hukum acara,” tukas Gayus.

Sebelumnya, MA—melalui putusan PK—membatalkan hukuman 15 tahun penjara untuk Sudjiono Timan, mantan Direktur Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, yang semula dinyatakan terbukti melakukan korupsi sehingga merugikan keuangan negara lebih dari Rp 2 triliun.

Sudjiono masuk dalam DPO. Saat jaksa akan mengeksekusi putusan hakim kasasi pada 7 Desember 2004, Sudjiono sudah melarikan diri. Padahal, saat putusan kasasi dijatuhkan pada 3 Desember 2004, Sudjiono dalam status dicekal, bahkan paspornya sudah ditarik.

Dalam Surat Edaran MA (SEMA) Nomor 6 Tahun 1988 yang ditandatangani Ali Said, Ketua MA, kemudian diperbarui melalui SEMA Nomor 1 Tahun 2012, disebutkan bahwa pengadilan supaya menolak atau tidak melayani penasihat hukum atau pengacara yang menerima kuasa dari terdakwa atau terpidana yang tidak hadir (in absentia) tanpa kecuali.

Permohonan PK diajukan istri Sudjiono, didampingi kuasa hukum Hasdiawati. Berkas PK diterima MA, 17 April 2012. Kemudian pada 31 Juli 2013, MA memutuskan mengabulkan permohonan tersebut.

Putusan itu dijatuhkan majelis PK yang dipimpin Hakim Agung Suhadi dengan hakim anggota Andi Samsan Nganro, Abdul Latief, Sri Murwahyuni, dan Sophian Martabaya. Dalam penanganan perkara ini, ada pergantian majelis karena salah satu hakim agung, yaitu Djoko Sarwoko, pensiun.

Majelis PK, kata Suhadi, menemukan kekeliruan hukum yang nyata dalam putusan kasasi yang dibuat majelis kasasi yang dipimpin Bagir Manan, waktu itu Ketua MA. “Di tingkat kasasi, Sudjiono Timan dihukum karena terbukti melakukan perbuatan melawan hukum (PMH). Namun, bukan PMH formal (melanggar peraturan perundang-undangan), melainkan PMH materiil, yaitu melanggar asas kepatutan,” kata Suhadi, Kamis (22/8/2013) di Jakarta.

Ketua Komisi Yudisial (KY) Suparman Marzuki mengatakan, ada dugaan suap pada penanganan perkara PK Sudjiono. Untuk membuktikan hal itu, KY akan mendalaminya, termasuk dengan memeriksa dokumen terkait PK.

Guardiola Siap Bungkam Mourinho

BERLIN, KOMPAS.com — Pelatih Bayern Muenchen, Josep “Pep” Guardiola, mengaku antusias bisa kembali bertemu dengan Jose Mourinho saat melawan Chelsea di Piala Super Eropa di Eden Arena, Praha, Jumat (30/8/2013). Ia pun bertekad mengalahkan tim asuhan Mourinho.

Tidak bisa dimungkiri, saat Guardiola membesut Barcelona dan Mourinho mengarsiteki El Real, mereka bersaing ketat khususnya dalam duel El Clasico. Pekan depan, mereka akan kembali bertemu untuk memperebutkan gelar prestisius di Eropa.

“Ya, ini bukan kali pertama kami bertemu, dan kami mengenal satu sama lain. Saya menghormati catatan kariernya,” aku Guardiola.

Dia berambisi membawa Bayern menjuarai Piala Super Eropa untuk pertama kalinya. Die Roten sebetulnya sudah tiga kali tampil di ajang ini, yakni pada 1975, 1976, dan 2001. Namun, mereka selalu gagal.

Berbeda dari Bayern, nasib Chelsea lebih baik di ajang ini. Frank Lampard dan kawan-kawan pernah menjuarai Piala Super Eropa pada 1998 seusai berhasil mengalahkan Real Madrid dengan skor 1-0.

“Bayern tidak pernah menang (di Piala Super Spanyol) dan ini merupakan gelar penting,” tutur Pep.

Terlepas dari itu, Guardiola ingin berkonsentrasi untuk dua laga awal, yakni melawan Nuernberg, Sabtu (24/8/2013), dan SC Freiburg tiga hari kemudian.

“Kami memiliki dua laga sebelum bertemu Chelsea dan pertandingan selanjutnya akan menjadi salah satu yang paling penting,” ucap Guardiola. (NDTV)

Kasus Sisca Mirip Pembunuhan Peragawati Dietje di Era Orde Baru

TRIBUNMANADO.CO.ID, BANDUNG — Kriminolog dari Universitas Padjadjaran, Yesmil Anwar, mengatakan, kasus pembunuhan Sisca Yofie di Cipedes, Bandung, beberapa waktu lalu, mirip dengan kasus-kasus pelenyapan nyawa yang terjadi pada rezim orde baru.

Yesmil pun menyandingkan kasus pembunuhan yang terbilang sadis ini dengan pembunuhan peragawati berparas cantik pada era 80-an, yaitu Dietje Budimulyono.

“Ada zaman orde baru dulu. Banyak yang mirip-mirip, seperti pembunuhan peragawati yang dikaitkan dengan… (menyebut nama keluarga pejabat di era itu-red),” kata Yesmil di Bandung, Kamis (22/8/2013).

Dietje, yang merupakan peragawati berparas elok pada zamannya, tewas setelah ditembak di bagian kepala saat mengendarai mobilnya. Mayatnya pun dibuang di sebuah kebun di suatu tempat di Kota Jakarta.

Diduga, pembunuhan tersebut dilakukan karena faktor cemburu dari salah satu anggota keluarga penguasa saat itu.

Sementara itu, salah seorang guru spiritual Dietje bernama Pakde, atau dikenal juga sebagai Muhammad Siradjudin, dikambinghitamkan. Ia diputuskan bersalah meski telah menghadirkan saksi yang meringankan di pengadilan.

Pak De kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Hingga saat ini, belum terungkap siapa aktor intelektual dari pembunuhan itu. Keganjilan serupa pada kasus Sisca dari kacamata Yesmil timbul ketika publik tidak percaya jika kasus tersebut dinyatakan murni sebagai tindak pidana penjambretan.

Pasalnya, beberapa keanehan, baik dari pengakuan pelaku pembunuhan, kronologi kematian Sisca, pengakuan saksi mata dari polisi maupun media massa, hingga keterlibatan Komisaris Albertus Eko, seolah tidak sinkron.

“Hukum pidana itu mengatakan siapa yang melakukan sebenarnya. Kalau tersangka menyerahkan diri dan segala macam keterangannya, apakah bisa diterima begitu saja? Polisi perlu mencari hubungan antara pengakuan, kesaksian forensik, dan olah TKP,” bebernya.

Dalam kasus ini, Yesmil menaruh kemungkinan adanya faktor kecemburuan dari Komisaris Albertus sehingga kasus Sisca menjadi mirip dengan kasus pembunuhan peragawati Dietje. “Motif kejahatan ada tiga yang paling utama melatar belakanginya yaitu, hubungan sosial seperti percintaan, kecemburuan, kesenjangan sosial, dan lain-lain. Kemudian, ada faktor kehormatan dan kekuasan dan yang ketiga adalah faktor harta benda,” kata Yesmil.

“Nah, dalam kasus Sisca ini apakah menyangkut ketiganya atau sebagian seperti harta benda saja. Tapi, kalau penjambretan, kenapa handphone-nya dibuang?” sambung Yesmil.

Sementara itu, yang berbeda antara kedua kasus tersebut adalah pengakuan tersangka, di mana pada kasus pembunuhan Sisca ternyata pelaku memang mengakui perbuatannya menjambret yang berujung pembunuhan.

Hal tersebut bertolak belakang dengan kasus pembunuhan peragawati Dietje. Pak De sendiri menyangkal perbuatannya membunuh Dietje meski akhirnya tetap dijebloskan ke dalam bui.

“Tapi, jangan langsung didorong pada suatu kesimpulan. Kalau di kedokteran ada metode diferensial diagnosis. Kalau mendiagnosis gejala seperti batuk penyakitnya bisa macam-macam dan obatnya pun bisa macam-macam. Polisi sama seperti dokter, harus melakukan diferensial diagnosis,” tuturnya.

Seyogianya, kata Yesmil, pihak kepolisian tetap membuka pintu untuk kemungkinan-kemungkinan adanya motif pembunuhan berencana tanpa mengesampingkan asas “equality before the law” atau semua orang sama di hadapan hukum tanpa membedakan status dan jabatan.

“Kalau berencana apakah berencana dengan oknum polisi atau sendiri? Ini harus ditegaskan betul-betul. Jangan secepat kilat diadakan sidang kode etik. Kalaupun ada (sidang kode etik) tidak perlu diumumkan karena itu urusan internal,” jelasnya.

“Sidang kode etik itu kesannya ingin mereduksi keterlibatan polisi atau sekadar menyelamatkan muka lembaga,” tegasnya lagi

Chelsea Siap Barter Mata-Rooney?

MANCHESTER, KOMPAS.com — Manchester United dikabarkan kembali membuka pembicaraan informal dengan Chelsea untuk bernegosiasi perihal transfer Wayne Rooney. Dalam pertemuan tersebut, MU juga diberitakan akan membicarakan perihal kemungkinan memboyong Juan Mata ke Old Trafford.

The Blues sangat serius memburu Rooney dan sudah mengajukan dua kali proposal tawaran kepada manajemen MU. Namun, hingga kini kedua klub tersebut belum mencapai kata kesepakatan.

Pelatih Chelsea, Jose Mourinho, mengatakan The Blues tidak akan menyerah memburu striker baru. Bahkan, pelatih asal Portugal tersebut mengaku memiliki rencana lain dan akan berjuang hingga menit-menit akhir penutupan jendela transfer.

Dari kabar yang berembus, salah satu opsi yang bakal ditawarkan Chelsea adalah memasukkan Mata ke dalam proposal tawarannya untuk memboyong Rooney ke Stamford Bridge. Hal itu dimaksudkan agar MU tidak mematok tinggi benderol Rooney yang sebelumnya diperkirakan sebesar 40 juta poundsterling (sekitar Rp 640 miliar).

Mata juga hanya duduk di bangku cadangan ketika Chelsea mengalahkan Hull City 2-0 pada laga perdana Premier League, Minggu (18/8/2013). Gelandang asal Spanyol itu juga tidak terlalu berperan besar dalam tur pramusim The Blues.

Akan tetapi, Mourinho sempat menyebut tidak ingin kehilangan Mata di pilar tengah. Ia menilai, Mata merupakan salah satu pemain kunci Chelsea dan berperan besar membawa The Blues ketika menyabet trofi Liga Europa musim lalu.

Turki: Israel Ada di Balik Penggulingan Mursi

ANKARA, KOMPAS.com — Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Israel mendalangi penggulingan Presiden Mesir Muhammad Mursi. Sebagai bukti, dia menyodorkan video pernyataan seorang pakar Yahudi dari Perancis ketika bertemu pejabat Israel. Erdogan juga mengkritik keras negara-negara berpenduduk Muslim yang tak mencela penggulingan Mursi oleh militer Mesir.

“Apa yang dikatakan tentang Mesir? Demokrasi Itu bukan kotak suara. Siapa di belakang ini? Israel. Kami memiliki bukti di tangan kami,” kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional Turki, Selasa (20/8/2013). “Itulah yang terjadi,” tekan dia.

Bukti yang disebut Erdogan tentang keterlibatan Israel ini diduga berasal dari sebuah pertemuan di Perancis yang berlangsung sebelum Pemilu Mesir pada 2011. Pertemuan itu melibatkan Menteri Kehakiman Israel dan seorang akademisi Perancis. Erdogan mengutip, dalam pertemuan itu dinyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin tak akan berkuasa sekalipun dapat memenangi pemilu.

Seorang ajudan belakangan mengatakan kepada Associated Press bahwa bukti tersebut mengacu pada rekaman video yang beredar di internet, yang menayangkan konferensi pers Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni dan filsuf sekaligus penulis Perancis, Bernard-Henri Levy.

Pemerintah sementara Mesir menanggapi pernyataan Erdogan tersebut “sangat membingungkan”, “tidak berdasar”, dan “tidak dapat diterima logika”.

Adapun juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, mengatakan, “Ini adalah pernyataan yang tidak layak dikomentari.” Sementara itu, Levy belum dapat dikonfirmasi.

Sebuah video dari tahun 2011 yang didapatkan Associated Press menayangkan pernyataan Levy. “… Jika Ikhwanul Muslimin muncul di Mesir, saya tidak akan mengatakan demokrasi menginginkannya, jadi mari kita lihat perkembangan demokrasi (karena) demokrasi bukan hanya pemilu, melainkan juga nilai….”

Ketika didesak apakah Israel akan mendesak militer Mesir untuk menekan Ikhwanul Muslimin, Levy menjawab, “Saya akan mendesak mencegah mereka (Ikhwanul Muslimin) berkuasa, dengan segala cara.”

Kritik kepada negara-negara berpenduduk Muslim

Selain menyatakan tudingan itu, Erdogan juga mengkritik keras negara-negara berpenduduk Muslim yang tidak mencela penggulingan Mursi. “Hari ini, meski Anda berkhianat, tidak akan ada yang mencegah rakyat Mesir mengambil alih pemerintahan,” tekannya.

Sehari sebelumnya, para pemimpin Turki pun mengecam Sekjen Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berasal dari Turki, Ekmeleddin Ihsanoglu. Dia disarankan mundur dari jabatannya itu, menyusul sikap OKI yang dinilai lamban atas tragedi “pembantaian” di Mesir dan penggulingan Mursi.

“Saya akan mengatakan mengundurkan diri (jika saya sekjen OKI) karena saya tidak bisa menerima sikap organisasi Islam yang namanya membawa kata Islam dalam menghadapi kebrutalan tersebut,” kata Deputi Perdana Menteri Turki Bekir Bozdag dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti dikutip alarabiya.net.

Turki juga telah memanggil duta besarnya di Kairo menyusul pembantaian terhadap para demonstran pendukung Presiden Mesir yang digulingkan. Dalam upaya paksa keamanan Turki mengusir para demonstran pendukung Presiden yang terpilih dalam Pemilu pada 2012 itu, lebih dari 800 orang telah tewas sejak Rabu (14/8/2013), dengan lebih dari 600 di antaranya tewas pada Rabu tersebut, termasuk setidaknya 35 orang yang tewas di penjara Mesir. Data dari Ikhwanul Muslimin menyebutkan angka yang jauh lebih besar.

Al Qaeda Ciptakan Bom Payudara, Bandara Heathrow Bersiaga

LONDON, KOMPAS.com — Bandara Internasional Heathrow, London, Senin (19/8/2013), meningkatkan kewaspadaannya setelah mendapatkan informasi ancaman bom bunuh diri.

Pelaku bom bunuh diri itu diduga kuat adalah seorang perempuan yang membawa bom implan di dalam payudaranya.

Sebuah laporan media menyebut pakar bom Al Qaeda, Ibrahim al-Asiri telah mengembangkan teknik implan bom ke dalam anggota tubuh seperti payudara yang sulit dideteksi peralatan pemindai di bandara.

Akibat kabar ini, keamanan di Bandara Heathrow diperketat dan mengakibatkan antrean panjang karena petugas keamanan membutuhkan waktu lebih lama untuk melakukan pemeriksaan.

“Ada ketakutan terkait kabar ini. Kami diperintahkan untuk lebih memperhatikan perempuan yang kemungkinan menyembunyikan bahan peledak di payudara mereka,” kata seorang petugas bandara yang tak mau disebutkan namanya.

Petugas itu mengakui sangat sulit mengetahui pembawa bom payudara jika kabar soal bom bunuh diri model baru ini memang benar.

Sementara beberapa pakar bom mengatakan, bom yang ditanam di dalam tubuh manusia akan sulit dideteksi. Sebab, peralatan pemindai yang ada di bandara saat ini tidak dirancang untuk jenis pemeriksaan hingga ke dalam tubuh manusia.