Panglima TNI Imbau Santoso Menyerahkan Diri jika Tidak Ingin Mati

PALU, KOMPAS.com – Panglima TNI Jenderal Moeldoko, mengimbau Santoso, gembong teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, untuk menyerah kepada aparat keamanan. TNI tengah menggelar latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dengan kekuatan 3.200 personel di sana.

“Nanti kalau ketemu TNI ada dua risikonya, mati atau dia (Santoso) menyerahkan diri,” kata Moeldoko, di Kota Palu, Senin (30/3/2015), sesaat sebelum terbang ke Poso untuk membuka latihan perang gabungan TNI.

Santoso adalah pimpinan kelompok teroris yang diduga kuat melakukan serangkaian kasus kekerasan di Kabupaten Poso dan beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tengah.

Saat ini terdapat latihan PPRC di Poso dari Divisi II Komando Strategis TNI AD yang diperkuat beberapa unsur dari TNI AL, TNI AU, dan TNI AD.

Moeldoko mengatakan saat ini di Kabupaten Poso terdapat sekelompok sipil kecil dan bersenjata dan tidak boleh dibiarkan. Kelompok dimaksud adalah 20-an orang yang saat ini bersembunyi di hutan dan kerap menebar teror kepada aparat dan masyarakat.

“Kelompok itu jangan sampai dibiarkan. Kalau dibiarkan, kelompok radikal lain bisa merasa nyaman di Poso dan tumbuh besar,” ujarnya.

Dia mengatakan jika kelompok pimpinan Santoso itu dibiarkan maka kelompok radikal Negara Islam di Suriah dan Irak (NIIS/ISIS) suatu saat bisa bergabung dengan mereka.

“Saya tegaskan, tidak ada tempat untuk ISIS di Indonesia, termasuk di Poso,” kata Jenderal bintang empat ini.

Dia juga kembali menegaskan latihan perang seperti di Poso itu latihan rutin tahunan yang lokasinya bisa di mana saja. “Tapi kalau ketemu Santoso dan tidak mau menyerah, ya saya tembak,” katanya, menegaskan

DPRD DKI Permalukan Diri Sendiri

JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan melakukan pengajuan hak angket, DPRD DKI dinilai tengah mempermalukan diri sendiri, apalagi jika anggaran “siluman” yang diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terbukti benar.

“DPRD ini sedang mempermalukan diri sendiri karena kalau anggaran siluman ini benar, maka pandangan masyarakat akan bergeser. ‘Oh DPRD ini ajukan hak angket karena mau mempertahankan anggaran siluman?'” ujar pengamat politik, Sebastian Salang, kepada Kompas.com, Jumat (27/2/2015).

Anggota Dewan diminta untuk mengingat bahwa proses penyelidikan hak angket ini dilakukan secara terbuka. Bisa saja, kata Sebastian, dalam prosesnya anggota Dewan secara tidak langsung menunjukkan apa yang mereka pertahankan.

Menurut Sebastian, bukankah DPRD DKI juga harus memiliki semangat dalam penerapan transparansi anggaran? Apakah mereka tidak ingin anggaran transparan? Namun, saat ini DPRD justru mempermasalahkan pilihan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang mengunakan konsep e-budgeting dalam penyusunan APBD.

Sikap mereka saat ini justru memberi kesan bahwa mereka menghambat sistem transparansi yang sedang diperjuangkan Basuki. Dalam kondisi ini, Sebastian yakin, Ahok akan tetap mempertahankan sikapnya untuk menggunakan APBD hasil e-budgeting. DPRD DKI juga mempertahankan sikap untuk hak angket. (Baca: “Dendam Politik DPRD DKI terhadap Ahok”)

Sebastian mengatakan, mereka akan adu kekuatan sehingga dengan sendirinya akan terlihat apa yang tengah diperjuangkan masing-masing pihak ini. “Jangan lupa, ke depan, prosesnya (hak angket) akan sampai terbuka. Bisa saja malah akan kelihatan apa yang sedang dipertahankan,” ujar Sebastian.

Sebelumnya, sebanyak 106 anggota DPRD DKI secara bulat mendukung penuh pengajuan hak angket kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Adapun alasan pengajuan hak angket terkait dengan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) APBD DKI 2015. Basuki dianggap telah melakukan pelanggaran serius karena tidak mengirimkan Raperda APBD DKI 2015 yang menjadi usulan bersama anggota DPRD dan Pemprov DKI.

Analisis Awal: AirAsia QZ8501 Terlambat Naikkan Ketinggian?

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada waktu yang berdekatan dengan hilang kontaknya pesawat AirAsia QZ8501, Minggu (28/12/2014), ada lebih dari satu penerbangan yang melintas di jalur penuh awan tersebut. Namun, posisi AirAsia QZ8501 berada pada posisi terendah di ketinggian jelajah, dibandingkan pesawat lain.

“Semua pesawat lain berada di ketinggian lebih dari 34.000 feet, ketinggian saat pesawat QZ8501 disebut hilang kontak,” kata pemerhati penerbangan, Yayan Mulyana, Minggu petang. Pada saat pesawat ini hilang kontak, lanjut dia, beragam perangkat pelacak pesawat memperlihatkan ada banyak pesawat lain di jalur itu.

Yayan menyebutkan, ada setidaknya empat pesawat lain yang berdekatan dengan QZ8501 pada saat itu, yakni Garuda Indonesia berkode penerbangan GIA602, pesawat Lion Air berkode LNI763, AirAsia berkode penerbangan QZ502, dan Emirates berkode penerbangan UAE409.

Dari data yang Yayan dapatkan, ketinggian GIA602 adalah 35.000 kaki, LNI763 38.000 kaki, QZ502 38.000 kaki, dan UAE409 35.000 kaki. “Kontak terakhir disebut QZ8501 minta menambah ketinggian 6.000 feet dari 32.000 feet. Kemungkinan pilot langsung menaikkan ketinggian, tidak memutar dulu misalnya, tetapi tidak terkejar untuk menghindari awan CB.”

Sebelumnya diberitakan, lokasi di posisi terakhir kontak pesawat AirAsia berkode penerbangan QZ8501 dipenuhi awan cumulonimbus, yang di kalangan praktisi dan akademisi kerap disebut dengan singkatan “CB”. (Baca juga: BMKG: AirAsia QZ8501 Berhadapan dengan Awan Kumulonimbus hingga 48.000 Kaki).

Penting, transkrip terakhir

Menurut Yayan, yang sebelumnya lama menjadi praktisi penerbangan penerbangan ini, keberadaan awan CB sebenarnya bisa diketahui berpuluh-puluh mil sebelumnya.

“Tergantung versi radar di pesawat. Harusnya cukup waktu untuk menghindar. Bisa dapat informasi pula dari pesawat lain yang melintas di situ sebelumnya, bisa komunikasi langsung dengan menara kontrol maupun pesawat lain yang saat itu terbang,” papar Yayan.

Namun, Yayan menolak menjawab kenapa sampai pesawat ini diduga terlambat menambah ketinggian ketika berhadapan dengan awan CB. (Baca juga: AirAsia Q8501 Tidak Diizinkan Naik ke Ketinggian 38.000 Kaki, Ini Alasannya).

Ketiadaan kode darurat pilot, menurut Yayan, sangat mendukung dugaan pesawat terjebak dalam kungkungan awan CB. “Itu awan, tapi berat karena ada butiran es. Bisa merusak instrumen pesawat, dari komunikasi sampai strukturnya,” ujar dia. “Kalau sudah begitu, selain alat rusak, kemungkinan pilot sudah sangat panik bahkan untuk sekadar bilang ‘Mayday’,” tutur dia.

Yayan menambahkan kemungkinan pesawat rusak karena tersambar petir justru kecil. Dia mengatakan, pesawat yang dipakai AirAsia ini memakai empat lapis sistem pengaman elektrik, sehingga gangguan listrik bahkan ledakan di pesawat tidak akan serta-merta mematikan pasokan listrik. “Setidaknya, pilot masih akan sempat bilang ‘Mayday’,” kata dia.

Ketiadaan panggilan dan sinyal darurat dari pesawat, menurut Yayan, menunjukkan pesawat pada situasi yang sangat berat, dengan kejadian teramat cepat yang merusak peralatan komunikasi dan kemungkinan pesawat itu sendiri.

Namun, tegas Yayan, sampai pesawat ditemukan atau data transkrip setengah jam terakhir dibuka kepada publik, apa yang terjadi pada pesawat ini masih dugaan. “Transkrip setengah jam terakhir dari kokpit, itu sangat penting,” tegas dia. Yayan menegaskan pula, transkrip ini dan nanti data kotak hitam yang bakal “bercerita banyak” soal kejadian ini.

Pencarian

Adapun pencarian, menurut Yayan, seharusnya tidak bertemu banyak kendala. Dia menyatakan sekarang sudah ada teknologi yang jauh lebih bagus daripada radar yang dipakai di bandara, yakni radar yang langsung terhubung dengan satelit.

Alat yang dimaksud Yayan adalah Automatic Dependent Surveillance – Broadcast (ADS-B). “Dan pesawat ini sudah ada alat itu. Tinggal aktifkan alat pencarian yang tepat, seharusnya bisa cepat ditemukan.” Terlebih lagi, lokasi posisi terakhir yang disebutkan Badan SAR Nasional, bukanlah laut dalam, kedalamannya sekitar 150 meter.

“Kalaupun ada kendala, kemungkinan seperti pencarian Silk Air beberapa waktu lalu di Sungai Musi, yang saking cepatnya menghunjam sampai masuk ke dalam lumpur,” ujar Yayan. Dia mengakui, ketiadaan laporan darurat setelah berjam-jam, mengecilkan kemungkinan pesawat mendarat darurat di suatu tempat, terlebih lagi jalur yang dilintasi bukan area tertutup.

Data yang dirilis otoritas penerbangan maupun penangangan bencana, lanjut Yayan, memperlihatkan pesawat tidak meninggalkan jalur penerbangan, sekalipun sempat berpindah. Kementerian perhubungan, sebut dia, menyebutkan terakhir kali posisi pesawat ini berada di koridor M635.

Koridor ini masih segaris dengan laporan saksi mata soal dugaan pesawat jatuh di Belitung Timur, dan masih mengarah ke Singapura. “Kejadiannya kemungkinan besar memang sangat mendadak, karena sejauh ini penerbangan terlihat masih on track.”

Informasi soal jalur yang dipakai terakhir kali dan laporan saksi mata tersebut, menurut Yayan menjelaskan posisi yang terpantau di Flightradar24 adalah posisi saat terakhir komunikasi pesawat, tetapi masih ada luncuran beberapa puluh terakhir sampai ke posisi terakhir yang sebenarnya. “Kalau pesawat meledak, posisinya akan sama dengan posisi komunikasi terakhir.”

Korban Bentrokan TNI dan Brimob Diberi Penghormatan dengan Tembakan Salvo

TRIBUNMANADO.CO.ID, ASAHAN – Praka Joni Kesuma Marpaung (32), personel Batalyon Infanteri 143/TS yang tewas pada bentrok oknum TNI-Polri di Batam, dikebumikan dengan menggunakan upacara kemiliteran di TPU Pulau Bandring, Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Kamis (20/11/2014) sore.

Tiba di kampung halaman mertuanya di Kisaran, jenazah disambut keluarga dan para prajurit TNI yang dipimpin Dandim 0208 Asahan, Letkol Ayub Akbar. Setibanya, jenazah langsung dishalatkan.

Upacara pemakaman dipimpin langsung Letkol Ayub. Pemakaman ditandai dengan tembakan salvo ke udara yang dilakukan sejumlah prajurit. Tembakan salvo merupakan bentuk penghormatan terakhir terhadap Praka Joni Kesuma Marpaung.

Sebelumnya disebutkan, korban tewas setelah tertembak dengan peluru yang bersarang di bagian dadanya.

“Ini adalah musibah. Korban merupakan prajurit yang sangat berani dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas,” kata Letkol Ayub usai pemakaman.

Beredar di Bone, Video Duel Siswi SMA

BONE, KOMPAS.com — Video perkelahian dua siswi sekolah lanjutan tingkat atas menggegerkan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Video berdurasi 1 menit dan 25 detik itu memperlihatkan adegan saling pukul, banting, dan jambak.

Dalam video itu terlihat perkelahian itu disaksikan oleh banyak teman mereka. Namun, siswa lain tidak melerai alih-alih menyoraki mereka. Diduga, rekaman pun dibuat oleh sesama pelajar yang melihat perkelahian itu.

Berdasarkan posisi bangunan dan pepohonan yang terekam dalam video, lokasi perkelahian diduga adalah Lapangan Persibo di Jalan Kalimantan, Kelurahan Jeppe’e, Kecamatan Taneteriattang.

Sejumlah warga pun meminta kepolisian berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Bone untuk menelusuri kedua siswi. “Seharusnya kepolisian bersama Dinas Pendidikan Bone menelusuri video itu, siapa siswi yang terlibat, supaya bisa dilakukan pembinaan,” ujar Akbar, salah satu warga Jalan Kalimantan.

Dari informasi yang dihimpun, dua siswi tersebut diduga berkelahi pada Selasa (10/12/2013) sekitar pukul 12.50 Wita. Mereka diduga berinisial LA, murid kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial MAN 1 Watampone, dan YL murid kelas II SMU Negeri 4 Watampone.

Penyebab perkelahian pun diduga hanya karena hal sepele. YL merasa tersinggung karena, menurutnya, tatapan LA sinis. Adu mulut pun terjadi dan berakhir dengan perkelahian.

Ancaman 12 Tahun untuk Sopir Tangki, Jika Terbukti Bersalah

JAKARTA, KOMPAS.com  Jika terbukti menjadi penyebab kecelakaan KA 1131, penyerobot pelintasan kereta di Jalan Bintaro Permai, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, terancam hukuman 12 tahun penjara. Polisi belum menetapkan tersangka dalam kasus kecelakaan yang menewaskan tujuh orang ini. Polisi masih melakukan penyelidikan.

Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Sambodo Purnomo mengatakan, penyerobot pelintasan bisa dijerat Pasal 311 Ayat 5 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum, yakni sengaja mengemudi dengan cara yang membahayakan hingga menyebabkan korban jiwa. ”Ancaman hukumannya 12 tahun,” kata Sambodo seusai olah tempat kejadian perkara, Selasa (10/12).

Olah tempat kejadian perkara dilakukan kemarin dengan melibatkan traffic accident analysis, Inafis, dan tim Laboratorium Forensik Polri. ”Penyebabnya siapa, tentu saja ini masih menunggu hasil investigasi lebih lanjut,” kata Sambodo.

Polisi juga melihat kemungkinan adanya tindak pidana umum dalam kecelakaan ini. Untuk itu, selain dari Ditlantas, penyelidikan tabrakan KA 1131 dengan truk tangki B 9265 SEH juga melibatkan tim reserse kriminal umum. Tujuh orang tewas dan lebih dari 70 orang terluka dalam kecelakaan ini.

Secara tepisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menyatakan, sejauh ini polisi belum menetapkan tersangka kasus kecelakaan ini. ”Kami belum menetapkan tersangka. Penyidik akan melihat ada tidaknya pelanggaran Pasal 310 dan 311 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 untuk kelalulintasannya serta pelanggaran Pasal 359 dan 360 KUHP untuk pidana umum-nya,” ujar Rikwanto.

Sampai kemarin siang, tim penyidik baru memeriksa tujuh saksi. Mereka adalah penjaga palang pintu pengganti (yang sehari-hari bertugas sebagai mekanik pengganti bantalan rel) dan seorang asisten penjaga palang pintu yang bertugas mengibarkan bendera merah saat kereta akan melintas.

Berikutnya adalah dua pengendara yang sepeda motornya terbakar akibat kecelakan itu dan tiga warga yang melihat tabrakan. Tiga warga itu adalah seorang penjaga warung dekat pelintasan dan dua orang yang berada di pos siskamling dekat lokasi kejadian.

Sementara sopir truk tangki, Chosimin, dan kernetnya, Mujiono, masih dirawat di RSPP. Keduanya belum bisa dimintai keterangan oleh polisi karena luka-luka.

Antisipasi

Terkait antisipasi mencegah terjadinya kecelakaan di pelintasan kereta api, Sambodo mengatakan tengah mempelajari berbagai solusi. Khusus untuk pelintasan Pondok Betung yang menjadi lokasi kecelakaan maut, Sambodo mengatakan masih mengkaji apakah jalan itu akan diubah satu arah atau membuat marka yellow box junction.

”Kendaraan yang masuk rel harus memastikan ada jarak di kendaraan depannya. Kalau ada jarak satu kendaraan seharusnya dia baru menyeberang. Kalau macet tidak usah menyeberang. Jadi, berhati-hati saat melewati pintu pelintasan kereta,” ujar Sambodo. Mengenai penindakan terhadap penyerobot lintasan, Sambodo sepakat menerapkan denda maksimal. ”Bukan hanya denda maksimal, melainkan juga ancaman penjara jika menyebabkan kecelakaan,” tandasnya.

Sementara itu, Rumah Sakit Pusat Polri RS Sukanto berhasil mengidentifikasi semua korban yang jenazahnya terbakar dan sulit dikenali. Ada lima dari total tujuh korban yang diidentifikasi di RS Pusat Polri, masing-masing Darman Prasetyo (25), masinis kereta; Elizabeth Kesauliya/Rosa (73); Alrisa Maghfira/Ica (16); Agus Suroto (24), asisten masinis; dan Sofyan Hadi (20), teknisi kereta.

Hasil identifikasi tim Disaster Victim Identification ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Brigadir Jenderal Arthur Tompi didampingi Kepala RS Pusat Polri Brigjen Didi Agus Mintardi di hadapan wartawan dan keluarga korban. Juga tampak Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan. 

Sebelum Maut Datang, Nathalia Sempat Bisikkan Nomor Ponsel Ayahnya

JAKARTA, KOMPAS.com — Nathalia Naibaho (23) sempat berjuang untuk tidak hilang kesadaran di sisa-sisa tenaga terakhirnya. Sebelum pingsan, korban kecelakaan kereta rel listrik (KRL) jurusan Serpong-Tanah Abang dan truk tangki Pertamina di Pondok Betung, Bintaro, Senin, itu sempat berjuang untuk menyebutkan nomor telepon seluler (ponsel) ayahnya kepada dokter yang bertugas.

Beberapa saat setelah mengabarkan nomor ayahnya, Nathalia langsung pingsan tak sadarkan diri. Nathalia seakan lega telah melakukan usaha terakhirnya itu. Sang dokter pun tak menyia-nyiakan perjuangan yang telah dilakukan Nathalia.

Amanah itulah yang kemudian membuat sang dokter bergegas menghubungi nomor yang menjadi satu-satunya penghubung antara Nathalia dan keluarganya itu. Pasalnya, telepon seluler milik Nathalia yang berisi kontak keluarganya sudah tidak tak ada padanya.

“Waktu kejadian, handphone-nya bisa dihubungi, aktif tapi enggak ada yang ngangkat. Handphone-nya itu mungkin terpental dan ketinggalan di dalam kereta,” ujar kakak Nathalia, Depri Naibaho, Selasa (10/12/2013).

Beberapa saat kemudian, keluarga Nathalia yang mendengar kabar buruk itu langsung berangkat ke Rumah Sakit Fatmawati, tempat Nathalia dirawat. Sebelumnya, keluarga sempat mengunjungi Rumah Sakit Suyoto, yang juga merupakan tempat korban kecelakaan ditampung, tetapi Nathalia sudah tak ada di sana.

“Saya sudah ke Rumah Sakit dr Suyoto, tapi adik saya enggak ada. Lalu dokter dari Fatmawati kasih tahu kami kalau korban berada di sana. Setengah jam kemudian kami sampai ke sini,” ujarnya.

Sesampainya di sana, Nathalia sudah tidak sadarkan diri. Dia pun meninggal dunia dan meninggalkan keluarga yang dicintainya itu, Selasa siang ini.

Namun, apa yang dilakukan Nathalia itu, menurut Depri, bukanlah sesuatu yang sia-sia. Depri pun mengaku kagum dan terharu dengan perjuangan yang dilakukan adiknya itu. “Saya salut sama adik saya, (dia) ke sini, dengan sisa napas terakhirnya masih bisa bertahan ngasih tahu nama dan nomor keluarga ke dokter,” pungkasnya.

Selamat Jalan, Mandela…

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Nelson Mandela, ikut perjuangan anti-apartheid dan mantan Presiden Afrika Selatan, meninggal pada usia 95 tahun, Kamis (5/12/2013) malam waktu setempat atau Jumat (6/12/2013) pagi waktu Indonesia.

Mandela adalah presiden pertama berkulit hitam di Afrika Selatan. Sebelum membuat sejarah itu, ia melewatkan 27 tahun hidupnya di penjara.

Pada September 2013, Mandela meninggalkan rumah sakit di Johannesburg setelah tiga bulan menjalani perawatan intensif untuk infeksi paru dan sempat dinyatakan kritis.

Kondisi kesehatan Mandela dikabarkan kembali memburuk karena komplikasi infeksi tersebut. Ia meninggal ditemani keluarganya.

Berita duka ini diumumkan langsung oleh Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma melalui jaringan televisi setempat. Dengan emosional, Zuma mengumumkan, “Bangsa kami kehilangan putra terbaiknya.”

Mandela memiliki masalah dengan paru sejak masih menjalani kehidupan penjara di Robben Island. Kisah hidupnya yang luar biasa dan selera humor yang unik telah menempatkannya dalam deretan pemimpin karismatik yang memikat kalangan global.

Sempat dianggap sebagai teroris oleh Amerika Serikat dan Inggris atas dukungannya terhadap aksi kekerasan yang ditujukan kepada rezim apartheid, hari ini Mandela justru menjadi ikon moral yang nyaris tak mengundang cela dari mana pun.

Mandela adalah pemenang Nobel Perdamaian untuk perjuangannya di Afrika Selatan. Sebagai pemimpin Kongres Nasional Afrika (ANC), Mandela harus meringkuk di penjara selama 27 tahun dan baru bebas pada 1990.

Negosiasi dengan pemerintahan kulit putih mengantarkan Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan melalui pemilu multirasial pertama di negara itu pada 1994.

Meski demikian, Mandela hanya menjadi presiden untuk satu periode. Sesudahnya dia menjadi negarawan, berkeliling memimpin kampanye melawan AIDS, dan akhirnya pensiun dari kegiatan publik pada 2004.

“Ketika ia keluar dari penjara, orang menemukan bahwa ia adalah semua hal yang mereka harapkan, dan (bahkan) melebihi (harapan itu),” ujar sesama peraih Nobel Perdamaian, Uskup Agung Desmond Tutu.

“Ia adalah negarawan yang paling dikagumi dan dihormati di dunia dan salah satu manusia terbesar untuk berjalan di bumi ini,” imbuh Tutu.

Foto : Paul Walker Mati Dalam Kemalangan Tragis

Nampaknya industri hiburan antarabangsa telah kehilangan seorang selebriti yang sangat berbakat iaitu Paul Walker.

Menerusi laporan BuzzFeed, Paul Walker dilaporkan telah meninggal dunia di tempat kejadian apabila kenderaan yang dipercayai dipandu oleh individu yang tidak dikenali identitinya hilang kawalan lalu melanggar taing telefon.

Kehilangan Paul Walker turut dirasai seluruh dunia

Kemalangan tragis yang berlaku di Santa Clarita, Los Angeles telah meragut kedua-dua nyawa mereka.

Keadaan kereta yang dinaiki Paul Walker selepas kemalangan

Menerusi laman Twitter rasmi milik Paul Walker, wakil daripada kumpulannya telah menulis beberapa patah perkataan untuk mengesahkan tentang berita kematian pelakon kacak itu.

Foto : Paul Walker Mati Dalam Kemalangan Tragis

Wakil Paul Walker mengesahkan kematian pelakon ini

Menurut sumber, mereka dikatakan dalam perjalanan untuk ke sebuah majlis kutipan amal Typhoon Haiyan, Filipina.

Sebagai tambahan, pelakon kacak yang terkenal menerusi filem Fast And Furious telah meninggalkan seorang anak perempuan berusia 15 tahun bernama Meadow.

Apa-apa pun, mari lihat video kemalangan yang membabitkan pelakon tersebut selepas ini.

Terima 540 SMS, Ponsel Jokowi Jebol

JAKARTA, KOMPAS.com — Keinginan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk bisa berdialog secara langsung dengan warga, dengan memberikan nomor telepon pribadi saat acara rembuk provinsi pada Kamis (28/11/2013) pagi, rupanya berbuntut rusaknya telepon seluler (ponsel) Jokowi.

Di luar dugaan, ratusan pesan singkat (SMS) masuk secara beriringan tiada hentinya. Alhasil, ponsel Jokowi mengalami hang. “Langsung masuk 540 SMS, telepon genggam saya itu langsung rusak,” ujarnya di Balaikota, Jakarta, Kamis (28/11/2013) sore.

Menurut Jokowi, dari ratusan short message service (SMS) yang masuk, banyak pihak yang memberikan dukungan terhadap programnya. “Bukan keluhan,” ucapnya.

Tak cuma telepon genggamnya yang dibanjiri pesan. Jokowi juga mengaku dibanjiri surat elektronik dari warga. Lewat tablet layar sentuh miliknya, ia menunjukkan banyaknya surat elektronik yang masuk ke gubdki@gmail.com.

“Nih, ratusan kan yang masuk,” ujarnya sambil menunjukkan Ipad-nya.

Di satu sisi, Jokowi mengaku senang lantaran bisa mendapatkan laporan langsung dari warga. Namun, di sisi lain, stafnya memang harus ekstra kerja keras untuk memilah-milah mana informasi yang akan ditindaklanjuti atau mana informasi yang diabaikan saja.