TRIBUNMANADO.CO.ID,TONDANO – Suasana sedih semakin memuncak saat peti jenazah akan dipindahkan ke keranda jenazah untuk dibawa ke lokasi pemakaman. Orangtua korban, keluarga, dan teman‑teman para remaja itu menangis histeris karena akan berpisah dengan korban untuk selamanya. Satu persatu peti jenazah dipindahkan ke keranda jenazah yang telah menunggu di depan gereja.
Saat perjalanan menuju tempat pemakaman umum di Kelurahan Ranowangko, Kecamatan Tondano Selatan, ribuan pelayat ikut mengantar jenazah korban ke tempat peristirahatan terakhir. Setiap keranda jenazah berjarak sekitar 20 meter saat berjalan menuju lokasi pemakaman. Selain iring‑iringan pelayat, ribuan warga banyak yang melihat dari sisi jalan. Beberapa warga terlihat menangis saat keranda jenazah melintas di depan mereka.
Bupati Minahasa, Dra Jantje W Sajow MSi dan jajaran pimpinan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah ikut mengantar jenazah hingga ke lokasi pekuburan. Rombongan harus berjalan sejauh sekitar satu kilometer dari gereja ke lokasi peristirahatan terakhir delapan korban tenggelam ini.
Delapan korban dimakamkan bersebelahan berjarak tidak lebih dari setengah meter. Tangis haru orangtua dan teman‑teman korban terus terdengar saat prosesi pemakaman pada pukul 18.00 Wita.
Novri Mentu, orangtua dari korban Pingkan Mentu mengatakan mereka terus berupaya tegar menerima cobaan ini. Menurutnya saat ini orangtua sembilan korban akan berusaha tegar karena ini sudah menjadi kehendak Tuhan. Mereka akan saling menghibur dan menguatkan untuk melewati cobaan berat ini.
“Sebagai orangtua saya merasa sangat menyesal karena saat kejadia itu anak saya pasti memanggil saya karena dia tau saya ada di lokasi tersebut. Namun kenyataannya saya tidak bisa melakukan apa‑apa karena saat saya temukan dia (Pingkan) telah meninggal,” kata Novri.
Seperti diwartakan, sembilan remaja yang meninggal terseret arus saat di Pantai Kwsis yakni Pingkan Mentu, Noni Rarung, Valdo Surentu, Sherina Onggeleng, Rezky Chandra Walangitan, Gabriela Surentu, Dandry Wuisang, Angie Gabriela Tengkel dan Geronimo Mailantang. Tiga rekan mereka yang sempat terseret arus tapi berhasil diselamatkan yakni Andre Tumengkol, Revlan Mentu dan Gabriel Waney.
*Beri Bunga dan Ciuman, Milian Ucapkan Selamat Jalan Angie
Tondano – Selasa (28/5) hari ini, satu lagi jenazah korban tragedi Pantai Kawis akan dimakamkan. Dia adalah Angie Tengkel, siswi kelas II SMP N 1 Tondano. Sehari sebelumnya, ada satu momen romantis terlihat oleh teman – teman sekolah Angie, bahkan sang ayah sendiri. Secara tak terduga seorang remaja berpakaian seragam SMP meletakkan bunga di dekat pembaringan Angie. Tak hanya itu, bahkan remaja bernama Milian Rompas itu memberikan sebuah ciuman terakhir. Satu kata terucap dalam hatinya s’lamat jalan Angie.
walnya beberapa teman, kerabat, serta keluarga Angie sendiri tak memahami apa yang dilakukan Milian. Milian datang ke rumah bersama dengan teman – teman lain setelah mengikuti apel pagi di sekolah. Itulah pengakuan Alisa Kambey, teman kecil Angie sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Menurut Alisa Milian adalah kekasih dari Angie dan orangtua bahkan keluarga mengetahui hubungan mereka. “Setahu saya dan teman dekat Angie lainnya mereka berdua punya hubungan spesial,” kata Alisa.
Sementara ayah Angie sendiri turut membenarkan hal tersebut. “Sebagai seorang remaja perempuan yang sedang dalam proses pertumbuhan ke arah kedewasaan, kami sebagai orangtua dan keluarga tentu mengetahui kalau anak kami Angie punya pergaulan di luar rumah, termasuk hubungannya dengan Milian. Pengawasan yang kami lakukan bukan untuk mengekangnya, akan teapi sebatas untuk mengontrol saja jangan sampai ia terjerumus pada hal – hal yang tidak baik. Tapi puji Tuhan, pergaulannya sejauh ini baik – baik saja,” kata ayah Angie.(ang)